: Ananda Putri Bumi
kita tertawa menyaksikan orangorang berebut bulan
sedang kita terlena di jalanan. sunyi tertiup angin. dan kita
menari bersama malam. mengapa tak pulang saja. kemudian
mengeja jalan Sarijadi: berdua
disana kita melipat jaket menjadi puisi
seperti permainan origami. di setiap tikungan
disetiap sepi yang kita gelar. hanya bunyi pohon
kedinginan
ikanikan berenang di dalam angkot yang kita tumpangi
mereka reka mimpi di balik jendela. bermain di antara
sela kaki dan rambut kita
bau malam semakin menusuk. lalu kau tersenyum di sampingku
ada gambar bintang yang tak sempat mereka curi dari pipimu
Kamar Merah, 2007
RUMAHKU SEDINGIN GERIMIS
taman ini telah ditumbuhi gerimis
hingga batubatu menjadi telaga
menghanyutkan lukisan bunga mawar
yang menempel di kanvas kaca rumah kami
rumah yang dingin. sedingin rinduku pada padi dan bumi
tapi
di taman itu telah tumbuh gerimis. membuat dahandahan
menjadi banjir dan burungburung taman jadi angsa
tak pernah lagi terbang ke rumah kami. yang dingin
pada matahari
Kamar Merah, 2007
KEPADA MALAM
lalu: cinta pun berpendar seperti mimpi
yang mengendap di selasela malam
menunggu angin membawakan aroma
senyummu
dan disini aku terus terbakar rindu
hingga batu pun kusangka dirimu