Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi-puisi Lian Kagura

Kompas.com - 16/02/2009, 21:14 WIB

: Ananda Putri Bumi

kita tertawa menyaksikan orangorang berebut bulan
sedang kita terlena di jalanan. sunyi tertiup angin. dan kita
menari bersama malam. mengapa tak pulang saja. kemudian
mengeja jalan Sarijadi: berdua

disana kita melipat jaket menjadi puisi
seperti permainan origami. di setiap tikungan
disetiap sepi yang kita gelar. hanya bunyi pohon
           kedinginan

ikanikan berenang di dalam angkot yang kita tumpangi
mereka reka mimpi di balik jendela. bermain di antara
               sela kaki dan rambut kita
bau malam semakin menusuk. lalu kau tersenyum di sampingku
ada gambar bintang yang tak sempat mereka curi dari pipimu

Kamar Merah,  2007

RUMAHKU SEDINGIN GERIMIS

taman ini telah ditumbuhi gerimis
hingga batubatu menjadi telaga
menghanyutkan lukisan bunga mawar
yang menempel di kanvas kaca rumah kami
rumah yang dingin. sedingin rinduku pada padi dan bumi
        tapi
di taman itu telah tumbuh gerimis. membuat dahandahan
menjadi banjir dan burungburung taman jadi angsa
tak pernah lagi terbang ke rumah kami. yang dingin
pada matahari

Kamar Merah,  2007
 
KEPADA MALAM

lalu: cinta pun berpendar seperti mimpi
yang mengendap di selasela malam
menunggu angin membawakan aroma
     senyummu

dan disini aku terus terbakar rindu
hingga batu pun kusangka dirimu

Halaman Berikutnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau