Ferry menuturkan, teknologi digital ini mencakup pencahayaan berbasis sensorik di area umum, dan teknologi nirkontak yang mengurangi kontak langsung ke fasilitas publik.
Selain teknologi, akan diterapkan sertifikasi hotel internasional terutama yang berkaitan dengan kebersihan, dan keamanan yang diharapkan dapat meyakinkan para tamu untuk menginap.
Dus, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang mempersiapkan pembukaan kembali Bali pada Juli untuk pasar domestik dan September untuk pasar luar negeri.
Protokol dan peraturan baru sedang dipersiapkan dan mereka harus mengikuti pedoman yang diberikan oleh WHO dan WTTC.
Protokol ini harus diterapkan di semua tujuan wisata karena akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.
Pemerintah juga harus melakukan pengawasan yang melekat untuk mencegah penyebaran virus.
Kendati semua persiapan telah dilakukan, menurut Ferry, tidak mudah meyakinkan turis terutama orang asing untuk berlibur. Kebersihan, kesehatan, dan keamanan akan menjadi masalah utama.
Ferry menyebut, wisata berbasis alam dan ramah lingkungan diprediksi akan menjadi tren baru, dan ini akan menjadi keuntungan buat Bali yang memang memiliki sejumlah obyek wisata seperti ini.
Di sisi lain, ada beberapa hal yang mungkin menjadi kendala dalam mempercepat pemulihan, seperti ongkos penerbangan.
Pemerintah baru saja mengumumkan bahwa maskapai penerbangan dapat menjual tiket mereka dengan harga batas atas.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan