Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mengharukan di Balik Tutupnya Toko-toko Ritel...

Kompas.com - 26/11/2017, 21:45 WIB
Haris Prahara

Penulis

Pada kuartal ketiga ini, setidaknya 6.752 gerai direncakan akan gulung tikar. Itu pun belum termasuk jumlah toko kelontong maupun restoran yang mungkin juga tutup, mengacu data International Council of Shopping Centres.

Ribuan pekerja ritel juga telah kehilangan pekerjaan mereka. Ringkasnya, bisnis ritel tengah mengalami kegamangan. “Quo vadis” bahasa kerennya.

Baca juga: Inikah Awal Runtuhnya Kedigdayaan Ritel Amerika Serikat?

Kondisi masyarakat Amerika Serikat saat ini sesungguhnya baik, dalam artian tingkat pengangguran berada di level rendah, pasar saham melonjak, dan kepercayaan konsumen tinggi.

Penjualan liburan akhir tahun pun diproyeksikan meningkat sebanyak 4 persen dari tahun lalu, menjadi 682 miliar dollar AS, mengacu proyeksi Federasi Ritel Amerika Serikat.

Namun, hal positif itu baru hadir saat peritel tengah mengalami situasi rentan. Para peritel sedang mencoba beradaptasi dengan model bisnis baru, dari sebelumnya mengoperasikan ratusan toko di mal pinggiran kota menjadi lebih “zaman now”.

Menolak senja kala

Sebagai peritel legendaris, Sears berupaya bangkit dari situasi sulit. Meski penjualan turun dan harga saham menjadi murah meriah, di bawah 4 dollar AS (sekitar Rp 50.000), mereka tak ingin tinggal sejarah.

Juru bicara Sears mengatakan, toko-toko yang sedang proses penutupan seperti di Phillipsburg, bukanlah "representasi yang adil dari pengalaman belanja Sears saat ini”.

Ilustrasi ritelmoodboard Ilustrasi ritel
Bahkan, Sears mengklaim, pada saat bersamaan perusahaan juga membuka beberapa gerai baru dan merenovasi sejumlah toko menjadi lebih kecil dan menarik.

Perusahaan itu juga bekerja sama dengan Uber, yang mana pengemudi dapat diskon signifikan saat belanja di Sears.

"Kami bertempur habis-habisan," ungkap Chairman Sears Edward Lampert dalam sebuah pernyataan resmi awal tahun ini.

Sebagai upaya mengurangi beban operasional, penutupan toko adalah kebijakan pahit yang mesti dijalani Sears. Pada awal November ini, Sears telah mengumumkan bakal menutup toko di Phillipsburg.

Baca juga: Tragis, 63 Gerai Peritel Legendaris AS Ini Gulung Tikar

Ketika toko itu dibuka pukul 7 pagi untuk Black Friday terakhir kalinya, tempat parkir di depan kosong. Hanya ada minivan dan truk pikap putih.

Spanduk merah dan kuning bertuliskan "Store Closing Sale" dan "Nothing Held Back" tergantung di langit-langit toko.

Toko ritel SearsCNN Toko ritel Sears
Di dalam toko, meja etalase berisikan kemeja, celana, dan sweater yang tersusun rapi. Sebuah kemeja bertema patriotik yang menampilkan serigala dan elang didiskon 40 persen. Syal yang awalnya dijual 5,99 dollar AS, dipangkas menjadi sekitar 3 dollar AS.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau