Pada kuartal ketiga ini, setidaknya 6.752 gerai direncakan akan gulung tikar. Itu pun belum termasuk jumlah toko kelontong maupun restoran yang mungkin juga tutup, mengacu data International Council of Shopping Centres.
Ribuan pekerja ritel juga telah kehilangan pekerjaan mereka. Ringkasnya, bisnis ritel tengah mengalami kegamangan. “Quo vadis” bahasa kerennya.
Baca juga: Inikah Awal Runtuhnya Kedigdayaan Ritel Amerika Serikat?
Kondisi masyarakat Amerika Serikat saat ini sesungguhnya baik, dalam artian tingkat pengangguran berada di level rendah, pasar saham melonjak, dan kepercayaan konsumen tinggi.
Penjualan liburan akhir tahun pun diproyeksikan meningkat sebanyak 4 persen dari tahun lalu, menjadi 682 miliar dollar AS, mengacu proyeksi Federasi Ritel Amerika Serikat.
Namun, hal positif itu baru hadir saat peritel tengah mengalami situasi rentan. Para peritel sedang mencoba beradaptasi dengan model bisnis baru, dari sebelumnya mengoperasikan ratusan toko di mal pinggiran kota menjadi lebih “zaman now”.
Menolak senja kala
Sebagai peritel legendaris, Sears berupaya bangkit dari situasi sulit. Meski penjualan turun dan harga saham menjadi murah meriah, di bawah 4 dollar AS (sekitar Rp 50.000), mereka tak ingin tinggal sejarah.
Juru bicara Sears mengatakan, toko-toko yang sedang proses penutupan seperti di Phillipsburg, bukanlah "representasi yang adil dari pengalaman belanja Sears saat ini”.
Perusahaan itu juga bekerja sama dengan Uber, yang mana pengemudi dapat diskon signifikan saat belanja di Sears.
"Kami bertempur habis-habisan," ungkap Chairman Sears Edward Lampert dalam sebuah pernyataan resmi awal tahun ini.
Sebagai upaya mengurangi beban operasional, penutupan toko adalah kebijakan pahit yang mesti dijalani Sears. Pada awal November ini, Sears telah mengumumkan bakal menutup toko di Phillipsburg.
Baca juga: Tragis, 63 Gerai Peritel Legendaris AS Ini Gulung Tikar
Ketika toko itu dibuka pukul 7 pagi untuk Black Friday terakhir kalinya, tempat parkir di depan kosong. Hanya ada minivan dan truk pikap putih.
Spanduk merah dan kuning bertuliskan "Store Closing Sale" dan "Nothing Held Back" tergantung di langit-langit toko.