Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Ritel Modern Indonesia

Kompas.com - 05/11/2017, 14:42 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti — Tak heran apabila Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo Roy N Mandey menyebut kondisi ritel Tanah Air tengah tertekan. Padahal, pada saat yang sama kondisi perekonomian Indonesia secara makro dinilai cukup baik.

Perubahan gaya hidup masyarakat sedikit banyak menjadi faktor pendorong tertekannya industri ritel dalam negeri.

Bukan hanya shifting dari cara belanja konvensional ke daring, tetapi juga pilihan masyarakat untuk cenderung menghabiskan uang ke sektor leisure.

"Memang sekarang situasi retail ini sudah di bawah performa 2,5 tahun ini," kata Roy di Jakarta, Rabu (1/11/2017) lalu.

Tertekannya pasar ritel Indonesia dimulai setelah Indonesia resmi dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2014 lalu.

Saat itu, ritel Indonesia sempat mengalami masa jayanya pada tahun 2012-2013. Pertumbuhan sektor ini melesat antara 14-15 persen. Cukup signifikan apabila dibandingkan pertumbuhan perekonomian nasional saat itu.

"Saat terjadi puncaknya itu memang saat itu kita memiliki pendapatan per kapita menarik. Kami setuju itu. Jadi pada saat masyarakat Indonesia memiliki pendapatan per kapita di atas 3.000 (dollar AS)," katanya.

Tingginya pendapatan per kapita masyarakat rupanya juga mengubah gaya hidup mereka. Hal ini ditambah  pertumbuhan internet of things atau IOT, yang membuat pasar e-commerce mulai bermunculan.

Masyarakat, menurut dia, pada saat itu hingga kini cenderung mengikuti "apa kata media sosial".

Sementara di satu sisi, sosial media dipenuhi kalangan "The Have" yang gemar mempertontonkan kegiatan mereka, mulai dari nongkrong di kafe, liburan, hingga bepergian ke tempat wisata.

Belanja, menurut Roy, memang masih menjadi kebutuhan masyarakat, tetapi tidak banyak. Hal ini juga tidak terlepas dari tumbuhnya jasa pick up services di Tanah Air yang membantu masyarakat untuk berbelanja, seperti Go-Jek, Uber, dan Grab.

"Jadi lebih dimudahkan. Semakin mudah segala sesuatu, semakin tinggi pendapatan, membuat orang akhirnya tidak menjadikan belanja itu sebagai sesuatu gaya hidup yang utama," ujarnya.

Suasana Matahari Department Store di Pasaraya Manggarai, Jakarta, Selasa (19/9/2017). PT Matahari Department Store Tbk memastikan akan menutup dua gerai yang berlokasi di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai pada akhir bulan September 2017 akibat pusat perbelanjaan tersebut sepi pengunjung. KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Suasana Matahari Department Store di Pasaraya Manggarai, Jakarta, Selasa (19/9/2017). PT Matahari Department Store Tbk memastikan akan menutup dua gerai yang berlokasi di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai pada akhir bulan September 2017 akibat pusat perbelanjaan tersebut sepi pengunjung.

Mereka yang bertahan

Tak salah jika riset Retail Development Index 2017 yang dikeluarkan AT Kearney menyebut Indonesia berada pada posisi delapan dunia. Posisi ini melorot tiga level dibandingkan pencapaian tahun lalu yang masuk dalam lima teratas dunia.

Roy mengatakan, sejak adanya jasa pick up services, semakin sedikit keluarga yang datang ke mal untuk berbelanja. Meski pergi ke mal, tujuan mereka justru hanya untuk nongkrong, entah di kafe atau restoran sambil bercengkerama dengan kolega.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Gelar Gathering, Springhill Palembang Residences Perkenalkan Hunian Bergaya Jepang

Hunian
Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Gelar Customer Gathering, Botanica Springhill Residences Perkenalkan Rumah Contoh

Hunian
Lampaui Target, 'Marketing Sales' Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Lampaui Target, "Marketing Sales" Jababeka Capai Rp 3,19 triliun

Berita
Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau