JAKARTA, KompasProperti - Penurunan daya beli masyarakat dianggap bukan menjadi persoalan utama atas tutupnya sejumlah toko ritel di Indonesia.
Toko-toko ritel yang ditutup adalah Matahari Department Store di Pasaraya Manggarai, dan Pasaraya Blok M PT Matahari Department Store Tbk, dan Lotus Department Store milik PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).
Baca juga : Meski Ritel Menurun, Penjualan Barang Bebas Pajak Justru Melonjak
Menurut CEO Sogo Department Store Handaka Santosa, fenomena tersebut hanya berlangsung sementara. Pasalnya, setiap tahun hampir terjadi kenaikan upah pekerja.
Karena itu, dia memperkirakan daya beli masyarakat akan naik seiring dengan kenaikan upah yang ada.
"Tapi kenapa yang dibelanjakan itu agak kurang?" kata Handaka dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Handaka tak menampik bahwa perkembangan teknologi informasi, turut mendorong perubahan gaya hidup masyarakat dalam berbelanja.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan menjamurnya peritel online, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Perubahan gaya belanja itulah yang ditangkap peritel konvensional, untuk mengubah strategi pemasaran mereka.
"Sebetulnya ini masalah bisnis yang lumrah. Di mana kalau di situ tidak menghasilkan, kita tutup, dan kita buka yang masih menghasilkan," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.