Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Jago Kandang, Hutama Karya Juga Unjuk Gigi di Luar Negeri

Kompas.com - 14/08/2020, 12:55 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya jago di kandang sendiri, PT Hutama Karya (Persero) juga mampu mengembangkan sayapnya ke mancanegara seperti, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, serta Timor Leste sebagai kontraktor proyek infrastruktur jalan utama hingga jalan tol.

Pada awal tahun 1990 hingga 1993, BUMN Kontsruksi ini tercatat telah membangun Jalan Tol North South Expressway Ayer Hitam di Malaysia sepanjang 10 kilometer.

Tiga tahun setelahnya, perusahaan memulai kostruksi pembangunan Jalan Tol Metro Manila Sky Way di Filipina sepanjang 9,5 kilometer dan diselesaikan selama 3,5 tahun.

Pembangunan dua jalan tol di Malaysia dan Filipina ini merupakan jalan tol pertama di negara tersebut.

Baca juga: Hutama Karya Gunakan PMN Rp 11 Triliun untuk Proyek Tol Trans-Sumatera

Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan, Hutama Karya lahir dan tumbuh karena tantangan besar yang bisa diselesaikan oleh seluruh insan yang tergabung dalam perusahaan.

“Perusahaan dimulai dengan mengerjakan sesuatu yang besar, diselesaikan karena kompetensi

dan juga keberanian untuk terus melakukan inovasi," ujar Novias dalam siaran pers, Jumat (148/2020).

Novias mengungkapkan, Hutama Karya terpilih untuk mengerjakan Jalan Tol Metro Manila Sky Way karena menawarkan teknologi konstruksi Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) atau lebih dikenal dengan nama Sosrobahu.

Foto udara pembangunan konstruksi ruas jalan tol  Padang-Sicincin di Jl Bypass KM 25, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (19/6/2020). PT Hutama Karya (Persero) terus mengebut pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), salah satunya yakni Ruas Pekanbaru-Padang Seksi 1 (Padang-Sicincin/Pacin) sepanjang 36 kilometer, dengan lahan yang sudah dibebaskan dan dikerjakan sejauh 4,2 kilometer, sedangkan sisanya masih diproses di BPN. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wsj. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra Foto udara pembangunan konstruksi ruas jalan tol Padang-Sicincin di Jl Bypass KM 25, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (19/6/2020). PT Hutama Karya (Persero) terus mengebut pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), salah satunya yakni Ruas Pekanbaru-Padang Seksi 1 (Padang-Sicincin/Pacin) sepanjang 36 kilometer, dengan lahan yang sudah dibebaskan dan dikerjakan sejauh 4,2 kilometer, sedangkan sisanya masih diproses di BPN. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wsj.
Teknologi konstruksi tersebut merupakan karya insinyur Hutama Karya, Ir. Tjokroada Raka Sukawati.

Menurut Novias, teknologi tersebut sudah diakui dan digunakan oleh berbagai perusahaan konstruksi di seluruh dunia hingga sekarang.

Teknologi yang digunakan dalam membangun jalan layang ini menjamin tidak akan mengganggu arus lalu lintas selama pembuatan.

Saat dilakukan pengecoran, kepala tiang bisa dilakukan dengan posisi sejajar arah jalan.

Dengan posisi ini, maka tiang-tiang penyangga cetakan beton tidak akan menghalangi jalan di bawahnya. Setelah kepala tiang kering, posisinya bisa diputar.

Baca juga: Hutama Karya dan BPJT Teken Amandemen PPJT Tol Trans Sumatera

Jika kepala tiang sudah diputar dengan posisi melintang jalan, kepala beton akan menjadi penyangga struktur jalan layang yang akan dibangun.

Cukup banyak proyek jalan yang menggunakan teknik Sosrobahu ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau