Teknologi yang digunakan dalam membangun jalan layang ini menjamin tidak akan mengganggu arus lalu lintas selama pembuatan.
Saat dilakukan pengecoran, kepala tiang bisa dilakukan dengan posisi sejajar arah jalan.
Dengan posisi ini, maka tiang-tiang penyangga cetakan beton tidak akan menghalangi jalan di bawahnya. Setelah kepala tiang kering, posisinya bisa diputar.
Baca juga: Hutama Karya dan BPJT Teken Amandemen PPJT Tol Trans Sumatera
Jika kepala tiang sudah diputar dengan posisi melintang jalan, kepala beton akan menjadi penyangga struktur jalan layang yang akan dibangun.
Cukup banyak proyek jalan yang menggunakan teknik Sosrobahu ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sebagai contoh, pembangunanan Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek 2 (elevated) dan proyek pembangunan Metro Manila Skyway di Filipina.
Sementara di Timor Leste, Hutama Karya telah menyelesaikan proyek jalan Oe-Cusse Paket II yang merupakan proyek dari Government of Democratic Republic of Timor Leste.
Proyek jalan yang dikerjakan pada tahun 2015 hingga 2019 ini adalah bagian dari proyek infrastruktur yang lebih besar di Zonas Especais de Economia Social de Mercado (ZEESM).
“Ini akan menjadi bagian dari jaringan jalan utama, khususnya Urban Road Pante Macassar dan pedesaan dari Sakato ke Lifau yang juga menghubungkan pembangkit listrik dan hotel,” tambah Novias.
Selain pengerjaan jalan utama dan jalan tol, hasil karya Hutama Karya lainnya yang mendunia
adalah pembangunan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brunei Darussalam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.