Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2020, 10:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sudah tersalurkan sebanyak 75,51 persen atau sebesar Rp 7,85 triliun.

Dana tersebut digunakan untuk membiayai 77.401 unit rumah. Dengan capaian ini, total penyaluran FLPP dari tahun 2010-2020 mencapai Rp 52,21 triliun atau sebanyak 733.003 unit rumah.

Direktur Utama PPDPP, Arief Sabaruddin mengatakan, pada tahun 2020, PPDPP menggandeng 42 bank pelaksana untuk menyalurkan dana FLPP yang terdiri dari 10 bank nasional dan 32 bank pembangunan daerah.

Baca juga: Subsidi FLPP Masih Tetap Dianggarkan hingga Tahun 2021

Dari jumlah tersebut, terdapat 13 bank pelaksana yang terdiri dari 3 bank nasional dan 10 BPD yang mencatatkan capaian hingga 80 persen atau high level.

Sementara 15 bank pelaksana yang terdiri dari 3 bank nasional dan 12 BPD mencatatkan capaian nila 50-80 persen atau middle level.

Sedangkan sisanya yakni 14 bank pelaksana yang terdiri dari 4 bank nasional dan 10 BPD hanya memperoleh nilai capaian di bawah 50 persen atau low level.

Direktur Layanan PPDPP Christ Robert Marbun menuturkan, penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan kepatuhan dari bank pelaksana terhadap rekonsiliasi data, jadwal angsuuran, penyaluran dana, dukungan terhadap pemantauan, evaluasi lapangan, serta keaktifan bank dalam menindaklanjuti peningkatan teknologi yang diterapkan oleh PPDPP.

Baca juga: UPDATE: Per 26 Juni, Penyaluran Dana FLPP Rp 7,11 Triliun

Christ menambahkan, bank pelaksana denganrealisasi di bawah 50 persen akan mengalammipengurangan kuota minimal sebesar 20 persen. Sementara penambahan kuota hanya dapat dilakukan jika bank sudah mampu menyalurkan dana FLPP di atas 80 persen.

Arief berharap bank pelaksana tidak hanya fokus dalam penyalurkan dana FLPP tapi juga mempertimbangkan kualitas.

"Bicara masalah kuantitas sangat mudah tapi yang dibutuhkan adalah kualitas rumah. Saya tegaskan, rumah subsidi bukan rumah murahan tetapi adalah rumah yang berkualitas," kata Arief melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (25/7/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+