Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19, "The X Factor" yang Bikin Sektor Properti Luluh Lantak

Kompas.com - 27/04/2020, 22:47 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti Indonesia tak kunjung bangkit setelah mengalami perlambatan cukup panjang dalam tiga tahun terakhir.

Padahal, sejumlah stimulus dalam bentuk Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) telah digulirkan, merespons dinamika pasar.

Sebut saja PKE XIII yang terkait sejumlah perizinan untuk membangun perumahan, relaksasi loan to value (LTV), pemangkasan suku bunga, dan juga stimulus lainnya.

Bahkan, saat Pandemi Covid-19 makin meluas yang menambah beban sektor dengan 177 industri ikutan ini, stimulus berupa subsidi selisih bunga dan subsidi uang muka ikut dikucurkan.

Tambahan subsidi dengan nilai total Rp 1,5 triliun ini, untuk kuota sebanyak 175.000 unit rumah tahun 2020.

Tak cukup di situ, pemerintah juga menerbitkan stimulus fiskal untuk sektor properti dengan 3 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) sebagai revisi atas PMK Nomor 23 Tahun 2020.

Baca juga: Bisnis Perhotelan, di Antara Hantaman Pandemi dan Harapan Akhir Tahun

Namun tetap saja hal ini dipandang belum dapat mendongkrak sektor properti bangkit dari keterpurukan.

CEO Leads Property Indoensia Hendra Hartono mengakui, pandemi Covid-19 telah berdampak demikian luas pada masyarakat dan bisnis properti.

"Pasar keuangan jatuh, pembatasan berbagai kegiatan publik dan bisnis menciptakan krisis kemanusiaan dan keuangan yang telah menyebabkan kepanikan dan potensi resesi," kata Hendra kepada Kompas.com, Minggu (26/4/2020).

Banyak pebisnis properti kemudian mengadopsi pendekatan efisiensi biaya untuk bertahan, sementara sebagian lainnya menyetop bisnis mereka untuk sementara waktu.

Sejumlah subsektor properti, baik perkantoran, perumahan, apartemen, ritel, kawasan industri, dan terutama perhotelan mengalami pukulan paling keras.

Baca juga: Imbas Corona, Pasokan Baru Ruang Perkantoran CBD Jakarta Turun Drastis

Hal ini karena perhotelan ditopang penuh oleh industri pariwisata yang lebih dulu rontok sejak akhir 2019.

Indonesia sendiri merupakan salah satu pemain penting dalam pariwisata internasional.

Hingga akhir tahun lalu, jumlah kunjungan turis asing tercatat mencapai 16,1 juta orang, sementara kunjungan wisatawan lokal ke mancanegara sekitar 10 juta orang.

Masa depan properti Jakarta

Ilustrasi.www.shutterstock.com Ilustrasi.
Jakarta sebagai ibu kota negara dan pusat utama kegiatan ekonomi di Indonesia, merupakan gerbang utama pergerakan lalu lintas internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau