Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Indonesia, Perusahaan Arsitektur Melantai di Bursa Efek

Kompas.com - 09/04/2020, 14:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Aesler Grup Internasional Tbk (Aesler), perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur, secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode saham RONY, Kamis (9/4/2020).

Dengan aksi korporasi ini, Aesler merupakan perusahaan arsitektur pertama yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Presiden Direktur PT Aesler Group International Tbk Jang Rony Yuwono mengatakan, respon masyarakat sangat antusias menyambut pencatatan Aesler di BEI.

Terbukti, antusiasme investor saat pembelian saham pada perdagangan hari pertama mengalami kenaikan sebesar 35 persen, bahkan mencapai batas auto reject yang ditetapkan oleh BEI.

Baca juga: Hegemoni Jepang Memengaruhi Dunia Arsitektur

“Kami mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat,” kata Rony.

Aksi korporasi yang dilakukan tersebut merupakan langkah terakhir dari proses Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering  (IPO) yang telah dipersiapkan Aesler sejak beberapa bulan terakhir.

Melalui IPO ini, Aesler menawarkan saham baru kepada publik sebanyak 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) lembar saham atau setara dengan 20 persen jumlah modal yang ditempatkan dan disetor.

Saham tersebut dikategorikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai efek syariah.

Saat ini Pollux tengah menyelesaikan pembangunan megasuperblok Meisterstadt Batam yang berkolaborasi dengan keluarga besar mantan Presiden RI, BJ. Habibie (alm). Dikembangkan melalui PT Pollux Barelang Megasuperblok, proyek dikembangkan di lahan seluas 9 hektar.Dok Pollux Properti Indonesia Saat ini Pollux tengah menyelesaikan pembangunan megasuperblok Meisterstadt Batam yang berkolaborasi dengan keluarga besar mantan Presiden RI, BJ. Habibie (alm). Dikembangkan melalui PT Pollux Barelang Megasuperblok, proyek dikembangkan di lahan seluas 9 hektar.
Dengan begitu, Aesler berhasil menghimpun dana Rp 25 miliar. Sebanyak 55 persen di antaranya akan dialokasikan untuk pembelian alat seperti komputer guna kepentingan real-time rendering dan mesin fit-out.

Sedangkan 45 persen sisanya untuk modal kerja.

“Dengan penambahan penggunaan teknologi kami berharap bisa bekerja lebih cepat dan efisien sehingga mampu menggandakan pendapatan hingga lima kali lebih besar dibandingkan capaian pada periode sebelumnya”, cetus Rony.

Setelah IPO ini, kepemilikan PT Nakula Investama Indonesia pada Aesler Grup Internasional akan menyusut dari 55 persen menjadi 44 persen.

Demikian halnya dengan kepemilikan Jang Rony, berkurang dari 45 persen menjadi 36 persen.

Proyeksi

Ilustrasi arsitekShutterstock Ilustrasi arsitek
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan Aesler hingga akhir 2020 akan bertumbuh 67,40 persen dengan laba bersih 38,26 persen.

Hal ini ditopang oleh beberapa kontrak baru yang diperoleh perseroan. Selain itu, akan ada tambahan pendapatan dari fit out yang mulai ditekuni pasca IPO.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com