JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga dari berbagai klaster di perumahan Citra Raya, Kabupaten Tangerang, Banten, merasa ditipu dan dirugikan oleh pengelola.
Selama menghuni perumahan yang dikembangkan oleh PT Ciputra Residence tersebut, warga mengalami kesulitan air bersih dan gangguan udara berpolusi kotoran ayam.
Salah seorang warga Klaster Villagio Larry Siahaan mengatakan, hunian yang ditempatinya itu sama sekali berbeda jauh dengan yang dijanjikan oleh pengembang.
Awalnya, pengembang menjamin akan menyediakan air bersih, namun faktanya kualitas air di perumahan tersebut sangat kotor dan tidak layak pakai.
"Selain itu, lokasi perumahan juga bersebelahan dengan peternakan ayam," ujar Larry kepada Kompas.com, Rabu (02/12/2020).
Baca juga: Merasa Ditipu, Warga Perumahan Citra Raya Tuntut Pengelola Dua Hal
Warga menyebut bahwa apa yang didapatnya setelah membeli perumahan ini, justru tak sesuai dengan yang dijanjikan diawal oleh pihak pengelola.
Menanggapi hal itu, Deputi General Manager Estate Management Citra Raya Meita Mediawati mengatakan, permasalahan sulitnya air bersih yang dikeluhkan warga perumahan Citra Raya sebenarnya terjadi pada 2019.
Menurutnya, sulitnya air bersih lebih karena faktor alam yaitu musim kemarau panjang yang terjadi pada pertengahan tahun lalu.
"Permasalahan kualitas air ini terjadi terutama diakibatkan berkurangnya sumber air baku akibat musim kemarau yang sangat panjang mulai dari pertengahan tahun 2019. Ini terjadi di luar kendali kami," kata Meita keterangannya yang diterima Kompas.com, Jumat (04/12/2020).
Meita membantah pernyataan warga yang menyebut buruknya kualitas air bersih dikarenakan pengelolaan Water Treatment Plant (WTP) Citra Raya yang tidak baik.
Kata dia, musim kemarau berdampak pada kualitas dan kuantitas air produksi di WTP. Sehingga air yang selama ini didistribusikan ke konsumen pun berkurang.
"Bukan karena pengelolaan Water Treatment Plant (WTP) Citra Raya yang tidak baik," ujarnya.
Karenanya, pengelola menawarkan solusi mendistribusikan air secara langsung ke perumahan warga dengan menggunakan truk-truk air yang dilakukan hingga musim kemarau berakhir.
"Kami bekerja sama dengan PDAM Tangerang sampai berakhirnya musim kemarau pada saat itu," jelas Meita.