Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/09/2020, 10:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menggelar lokakarya megastruktur dan infrastruktur tahan gempa Indonesia karya anak bangsa secara virtual, Kamis (24/9/2020).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, lokakarya merupakan salah satu wadah dalam memperkenalkan teknologi tahan gempa dan mitigasi bencana yang digunakan dalam bidang konstruksi kepada masyarakat luas dan dunia usaha

"Salah satunya menyebarluaskan base-available technology yang kami punya sampai dengan hari ini," tutur Basuki.

Basuki melanjutkan, lokakarya ini juga sekaligus sebagai bentuk apresiasi karya anak bangsa dalam penemuan teknologi tahan gempa dan mitigasi bencana.

Masyarakat harus tau jika potensi gempa tak diantisipasi secara memadai dan tidak menggunakan ilmu pengetahuan mumpuni dapat menimbulkan kerusakan secara langsung terhadap infrastruktur dan risiko tinggi bagi mereka.

Basuki menegaskan, pembangunan infrastruktur merupakan program kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode 2019-2024.

Baca juga: Tahun 2021, Pemerintah Bidik 180.000 Tenaga Konstruksi Tersertifikasi

Saat ini, Kementerian PUPR tengah membangun proyek infrastruktur berskala besar yakni, 60 bendungan, 60.000 meter jembatan bentang panjang, 2.500 kilometer jalan, serta infrastruktur lainnya.

Pembangunan infrastruktur pun tak hanya memperhatikan aspek fungsional, tetapi memberikan sentuhan arsitektual atau seni dan keamananan secara struktur.

Sebagai contoh, Jembatan Merah Putih di Ambon, Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur, Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara, dan Jembatan Kali Kenteng di Jawa Tengah.

Jembatan tersebut dibangun menggunakan structural health system untuk memantau kesehatan struktur jembatan.

Sementara pada bendungan, dibutuhkan pengembangan tipe konstruksi selain rockfill dam dan earth fill dam.

Tipe pengembangan konstruksi tersebut yakni, concrete fill dam maupun concrete A.K.H dam yang diklaim bisa menahan gempa.

"Saya yakin para insinyur kita mampu melakukan rekayasa bendungan tersebut. Ini tentu tak lepas dari teknologi gempa yang digunakan," pungkas Basuki.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+