JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TNK), di Kabupaten Manggarai Barat.
Pulau ini bakal disulap menjadi destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark atau wilayah terpadu yang mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara berkelanjutan.
Tujuan utama konsep tersebut untuk mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR telah menganggarkan dana Rp 97 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan dermaga sejumlah Rp 47 miliar dan fasilitas penunjang wisata Rp 50 miliar.
Baca juga: Basuki Pastikan Penataan Infrastuktur Labuan Bajo Tuntas Tahun Ini
Selain itu, Kementerian PUPR juga mengalokasikan anggaran dukungan infrastruktur di bidang Sumber Daya Air (SDA) senilai Rp 67,7 miliar yakni, pembangunan sarana dan prasarana pengaman Pantai Lohbuaya di Pulau Rinca.
Kedua ditjen ini telah mendandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) untuk pembangunan sarana dan prasarana wisata alam di Pulau Rinca.
Penandatanganan PKS tersebut dilakukan oleh Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya Didiet Arief Akhdiat dan Direktur Air Tanah dan Air Baku Ditjen SDA Kementerian PUPR Iriandi Azwartika dengan Dirjen KSDAE Kementerian LHK Wiratno, pertengahan Juli 2020.
Dirjen KSDAE KLHK Wiratno mengatakan, tujuan penandatanganan PKS adalah sebagai landasan bagi Kementerian PUPR dan Kementerian LHK dalam menyusun dan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata di Loh Buaya di Pulau Rinca.
“Melalui PKS ini, pengembangan Pulau Rinca sebagai destinasi wisata premium berkelas dunia dapat dilaksanakan secara terpadu dengan mengedepankan perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan,” ucap Wiratno.
Dalam rancangan pengembangan dan penataan Pulau Rinca, akan dibangun kantor pengelola kawasan, selfie spot, klinik, gudang, ruang terbuka publik, penginapan untuk peneliti dan pemandu wisata (ranger).
Area trekking untuk pejalan kaki dan shelter pengunjung didesain melayang atau elevated, agar tidak mengganggu lalu lintas Komodo.
Menurut Arsitek yang mengerjakan desain KSPN Super Prioritas Labuan Bajo, Yori Antar Awal, penataan dan pengembangan kawasan Pulau Rinca tidak boleh mengganggu habitat Komodo.
Oleh karena itu, konsep desainnya diciptakan dengan pendekatan geopark berkelanjutan, mirip pengembangan Jurassic Park.
Dari hasil survei yang telah dilakukan bersama pihak Taman Nasional Komodo (TNK), Yori mengakui, di Pulau Rinca terlalu banyak bangunan yang tidak kontekstual satu sama lain dan posisinya tersebar.