JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berkontribusi besar terhadap ketidakpastian seputar asumsi penjaminan emisi termasuk perkiraan sewa dan ketersediaan pergudangan modern untuk sektor logistik.
Implikasi terhadap biaya modal, pembatasan perjalanan, dan kurangnya visibilitas harga menyebabkan anjloknya volume transaksi logistik selama paruh pertama Tahun 2020 sebesar 32 persen secara tahunan.
Permintaan sewa secara keseluruhan melambat dengan penyerapan bersih sekitar 700.000 meter persegi lebih rendah menjadi total 2,2 juta meter persegi selama Semester I-2020 dibanding 2,9 juta meter persegi pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati begitu, sentimen investor terhadap sektor logistik Asia Pasifik tetap positif. Terdapat lonjakan permintaan jangka pendek, terutama dari penjual bahan makanan dan perusahaan layanan kesehatan.
Baca juga: Ritel Online Menjamur, Harga Pergudangan Terus Naik
Dengan demikian, logistik tetap menjadi perhatian para investor meskipun aktivitas transaksi berlangsung moderat, namun belakangan ini terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pasar semakin kompleks.
Head of Industrial and Logistics JLL Southeast Asia Stuart Ross mengatakan, arus masuk modal ke sektor logistik telah menghasilkan transaksi yang lebih kompleks dan partisipasi yang lebih besar dari investor lama maupun baru.
"Kami harapkan hal ini akan terus berlanjut, seiring para investor dan penyewa menata kembali strategi mereka," tutur Stuart dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/9/2020).
Strategi investasi tersebut mengarah pada transaksi platform dan mencakup partisipasi institusi secara lebih luas.
Para penyewa akan lebih mengutamakan teknologi, solusi yang inovatif, proses yang modern, serta transformasi digital untuk menyesuaikan diri dengan perilaku konsumen yang terus berkembang.
Baca juga: Empat Sektor Penopang Kawasan Industri dan Rekomendasi Masa Depan
Hal ini dilakukan dalam memanfaatkan pergeseran struktural yang sedang berlangsung di sektor properti.
Jones Lang LaSalle (JLL) melaporkan, peningkatan alokasi modal untuk sektor logistik, perubahan karena e-commerce yang terakselerasi Pandemi Covid-19, dan eksposur yang tinggi terhadap industri dengan pertumbuhan cepat, telah mengubah fungsi dan cara kerja sektor properti logistik.
Demikian halnya di Indonesia, khususnya kawasan Jadebotabek. Sektor logistik sudah menjadi sektor favorit selama beberapa tahun terakhir.
Jadebotabek masih kekurangan pasokan gudang logistik modern meskipun aktivitas pengembangan terus meningkat.
Industri e-commerce yang berkembang tetap menjadi pendorong utama permintaan sewa ruang gudang berspesifikasi tinggi.
Baca juga: Jawa Tengah Trending, Bakal Primadona Baru Kawasan Industri?