Dan banyak hal baru secara tidak sadar kita adopsi sebagai kebiasaan.
Bagaimana kebiasaan bertahan dan bagaimana kebiasaan menjadi kenangan?
Untuk memprediksi kebiasaan apa yang masih akan kita lakukan setelah masa isolasi usai, kita harus sadar bahwa wabah ini secara bertahap akan hilang, sehingga berangsur-angsur anxiety dan fear-nya pun menjadi pudar, dan intangible.
Ketika itu terjadi maka pikiran kita akan berangsur-angsur pindah ke need and want ketimbang terintimidasi oleh pain, fear dan anxiety.
Pertanyaannya, dengan absennya anxiety, fear and pain, apakah kita masih punya motivasi kuat untuk melakukan apapun kebiasaan kita itu, baik minum jamu herbal, bertransaksi daring, cuci tangan, menggunakan masker, dan lain sebagainya?
Dari perspektif Maslow Hierarchy of Needs, ketika Isolasi dicabut maka kebutuhan mendasar akan mudah terpenuhi.
Akses untuk bisa makan mulai menjadi normal, rasa aman mulai muncul, kita pun mulai shifting ke pemenuhan kebutuhan di hierarchy yang lebih tinggi seperti self esteem dan self actualization, dan ketika itu terjadi apakah kebiasaan yang terbentuk dari new normal ini masih punya alasan untuk dilakukan?
Bersambung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.