Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pandemi, Pengembang Properti Fokus Belanja Lahan

Kompas.com - 28/04/2020, 15:08 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Jumlah kunjungan proyek makin berkurang, penyelesaian pekerjaan fisik proyek tertunda, dan eksekusi pembelian yang juga mengalami penundaan, turut berkontribusi terhadap perlambatan sektor ini.

Baca juga: Sepi Kunjungan, Pasar Perkantoran Jakarta Wait and See

"Ini mungkin titik terendah sektor properti sejak bangkit dari krisis tahun 2008," imbuh dia.

Tak hanya secara fisik, di pasar daring pun, pencarian properti mengalami penurunan drastis.

Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman mengungkapkan tingkat pencarian properti pada situs Lamudi tidak menunjukkan pertumbuhan.

"Ini tidak seperti yang kami harapkan. Jika melihat traffic Lamudi, kita menghadapi penurunan kunjungan sekitar 15 persen dibandingkan dengan kondisi normal," cetus Mart menjawab Kompas.com.

Angka lebih buruk ditunjukkan pada matriks penjualan bulan Maret dengan kemerosotan mencapai 25 persen dari transaksi normal.

"Bulan April ini mungkin lebih menurun lagi," imbuh dia.

Menghadapi situasi berat penuh tantangan ini, banyak pengembang kemudian memilih opsi untuk berbelanja lahan sebagai persediaan bank tanah mereka.

Karena lahan merupakan bahan baku utama perusahaan properti, karena itu aktivitas ini terus dilakukan untuk mendukung tetap beroperasinya perusahaan.

Seperti yang dilakukan oleh PT Ciputra Development Tbk yang tidak akan pernah berhenti belanja lahan.

Baca juga: Sejak Wabah Covid-19, Okupansi Hotel di Indonesia Cuma 40 Persen

"Ya belanja lahan tidak akan pernah berhenti karena Pandemi Covid-19 sangat sulit diprediksi," kata Direktur Keuangan yang juga Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso.

Ciputra Development fokus pada belanja lahan di Jadebotabek, dan Surabaya sebagai dua kawasan utama proyek eksisting mereka.

Dari total dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun pada 2020, sebagian akan digunakan untuk menambah land bank.

Menariknya, mobilisasi lahan ini juga terjadi di sub-sektor kawasan industri (KI). Hal ini terungkap dari hasil riset Leads Property Indonesia pada April 2020.

Pengembang dan pemilik KI akan fokus pada penyediaan bank tanah atau land bank, dan mengonsolidasi lahan yang tidak terserap pasar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com