Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pandemi, Pengembang Properti Fokus Belanja Lahan

Kompas.com - 28/04/2020, 15:08 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Properti merupakan salah satu sektor yang terpukul paling keras saat Pandemi Covid-19.

Tak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia, properti mengalami kemandekan dalam matriks serapan, dan pasokan baru.

Hal ini menyusul perlambatan pasar yang terjadi dalam tiga tahun terakhir akibat penurunan tren pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca juga: Pandemi Corona Bikin Transaksi Properti Global Turun

Bahkan, jika pun terdapat beragam stimulus baik moneter maupun fiskal, belum dapat membuat properti bergerak naik.

Sebut saja Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 3 Tahun 2020 tentang insentif pajak untuk wajib pajak terdampak wabah virus Corona.

Dalam PMK tersebut, properti (real estate) termasuk yang mendapat insentif perpajakan dengan tiga Klasifikasi baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

Seperti diakui Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus kepada Kompas.com.

Dia memprediksi, sejumlah stimulus belum berdampak signifikan terhadap pemulihan sektor properti. 

Hal ini karena pemberian bantuan tersebut masih bersifat terbatas hanya untuk karyawan dan membantu arus kas (cashflow) perusahaan.

Baca juga: Pemerintah Gulirkan Stimulus Fiskal Real Estat

"Stimulus ini kan sifatnya masih untuk karyawan dan cashflow perusahaan yang belum signifikan. Jadi belum berdampak pada pemulihan sektor properti," ucap Yustinus.

 

Colliers International Indonesia mengonfirmasi bahwa sektor properti memang belum akan bangkit dalam waktu dekat.

Bahkan, Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto memprediksi sektor properti akan lepas landas setidaknya akhir tahun 2022 mendatang.

"Tidak dalam waktu dekat. Ini sangat bergantung pada fundamental dan pertumbuhan ekonomi kita dan dunia," kata Ferry.

Mobilisasi Lahan

Ilustrasi.www.shutterstock.com Ilustrasi.
Ferry mengungkapkan, perhotelan merupakan sub-sektor yang paling terdampak wabah Covid-19. 

Namun begitu, bukan berarti sub-sektor lainnya mulus-mulus saja. Menurut dia, justru tantangannya sama beratnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau