JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam waktu kurang dari sebulan, gangguan di pasar properti yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia.
Survei Savills melaporkan, pandemi ini menyebabkan transaksi real estat turun secara signifikan. Adapun penurunannya mencapai 62 persen secara global.
Survei ini mencakup beberapa negara antara lain Italia, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Belgia, Republik Ceko, Polanadia, Irlandia, Perancis, Inggris, Hong Kong, Singapura.
Kemudian Taiwan, Jepang, China, Indonesia, Malaysia, Vietna, Korea Selatan, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Kanada.
Dari angka tersebut, penurunan transaksi terbesar terjadi di sektor ritel. Padahal sektor ini sebelumnya tengah menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan akibat perubahan gaya hidup.
Sektor ritel dilaporkan anjlok 82 persen negara yang disurvei.
Baca juga: Ini Syarat Pengajuan Keringanan KPR bagi Debitur Terdampak Corona
"Covid-19 tetap merupakan tantangan jangka pendek, tetapi tren tertentu, seperti pergeseran ke ritel online dan perubahan kebiasaan kerja dapat dipercepat. Ini bisa memiliki implikasi jangka panjang untuk pasar secara keseluruhan," ucap Director Savills World Research Sophie Chick dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2020).
Namun, kondisi tersebut belum memberikan dampak terhadap nilai sewa, meski 30 persen negara melaporkan penurunan nilai sewa yang cukup tajam.
Sementara sektor perhotelan mengalami penurunan transaksi di 84 persen negara yang disurvei. Hal ini terjadi akibat kebijakan pembatasan perjalanan internasional dan domestik.
Meski demikian, beberapa negara seperti China, Malaysia, Vietnam, dan Portugal melaporkan transaksi hotel yang masih sama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.