Mereka menyadari bahwa banyak pihak yang membutuhkan informasi dan data akurat untuk memperhitungkan berapa jumlah korban dan luas area yang terpapar gempa.
"Semua yang ada di bangunan ini bareng-bareng memetakan. Makanya Palu dan Donggala bisa selesai dipetakan itu Senin. Karena kita kerahkan puluhan bahkan ratusan orang," kata dia.
Alhasil Senin (1/10/2018) siang, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho untuk pertama kalinya dapat memberikan informasi sementara terkait jumlah sementara rumah yang rusak akibat gempa.
Termasuk fenomena likuefaksi di Petobo, Palu Selatan dan tanah amblas di kawasan Balaroa, Palu Barat.
Saat itu, Sutopo menyebutkan, jumlah rumah rusak di Balaroa mencapai 1.747 unit. Sementara yang tertimbun lumpur hitam di Petobo mencapai 744 unit.
Data tersebut, menurut Yantisa, didapat dengan membandingkan informasi yang diperoleh di lapangan dengan data yang dimiliki berdasarkan citra satelit sebelumnya.
Namun karena masih bersifat sementara, data pun terus diaktualisasi sehingga diperoleh data yang lebih valid termasuk luas area hingga jalan.