Di sisi lain, desain kota dalam proposal Jakarta Jaya ini mengakomodasi beberapa grid kota di dunia seperti Barcelona, Kopenhagen, Wina, dan New York.
Daliana mengatakan, kota-kota itu punya grid yang berbeda dan juga memiliki keunikannya masing-masing.
Kemudian bukan hanya grid Manhattan, Jakarta Jaya juga mengadopsi grid kota lainnya seperti Los Angeles dalam hal pembangunan gedung.
Di sana, pembangunan gedung tak melulu high rise. Namun, bervariasi ketinggiannya sehingga memberikan banyak ruang atau spasial di dalam kotanya.
Mereka akan menerapkan regulasi dalam mendirikan gedung-gedung. Jadi gedung paling tinggi hanya boleh ada di tengah kota, kemudian akan semakin pendek mendekati tepi pantai.
"Kami tidak bicara gedung-gedung pencakar langit yg menghalangi pemadangan kota seperti di China dan India, tapi kami akan menerapkan regulasi gedung dengan memberikan ruang kosong di bagian tengahnya agar orang tetap bisa melihat pemandangan kota," jelas Daliana.
SHAU akan menerapkan regulasi dalam mendirikan gedung-gedung. Jadi gedung paling tinggi hanya boleh ada di tengah kota, kemudian akan semakin pendek mendekati tepi pantai.
"Kami tidak bicara gedung-gedung pencakar langit yg menghalangi pemadangan kota seperti di China dan India, tapi kami akan menerapkan regulasi gedung dengan memberikan ruang kosong di bagian tengahnya agar orang tetap bisa melihat pemandangan kota," jelas Daliana.
WAFX Prize merupakan penghargaan atas karya arsitektur dunia proyek masa depan berbasis tantangan yang dihadapi sebuah wilayah dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan.
Proposal yang diajukan SHAU, terpilih sebagai pemenang menyingkirkan ratusan proposal lain dari 68 negara.