Berdasarkan data dari Knight Frank’s Prime Global, harga properti untuk kelas mewah saat itu meningkat 38,1 persen dan 37,7 persen.
Banyak permintaan rumah mewah saat itu karena didorong meningkatnya jumlah perpindahan penduduk ke Jakarta.
Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir nama Jakarta kurang diminati oleh para pencari properti mewah karena meroketnya harga tanah.
Namun, Bali masih populer untuk permintaan properti mewah. Meski permintaan banyak, minimnya ketersediaan lahan menjadi masalah untuk pemenuhan properti tersebut.
4. Bangladesh
Selama beberapa tahun terakhir perkembangan industri real estat di Bangladesh mengalami masa-masa sulit. Alasannya mulai dari suku bunga yang tinggi sampai kerusuhan politik.
Masalah urbanisasi juga membuat pemerintah Bangladesh hanya fokus membangun infrastruktur di kota-kota besar.
Meski begitu, peminat properti mewah di Bangladesh masih tetap ada terutama di wilayah Gulshan dan Baridhara.
Sebagai contoh, harga properti mewah di Dhanmondi, salah satu daerah paling makmur di Dhaka, ibu kota Bangladesh telah meningkat lima sampai enam kali bila dibandingkan 10 atau 15 tahun lalu.
5. Myanmar
Pemerintah Myanmar telah melaksanakan reformasi penting dalam beberapa tahun terakhir untuk membuat negara tersebut menarik bagi investor, terutama mereka yang tertarik untuk membeli properti mewah.
Saat ini pemerintah di sana telah mengeluarkan regulasi baru yang memungkinkan investor asing untuk berinvestasi kondominium mewah di sana.
Kota Yangon merupakan wilayah yang paling banyak diincar oleh investor properti di Myanmar.
6. Filipina
Di masa lalu, pasar properti mewah di Filipina berkembang sangat cepat. Sayangnya kondisi tersebut sekarang telah berubah karena kini pemerintah Filipina tengah fokus untuk membangun hunian bagi kalangan menengah.
Tidak hanya itu, untuk investasi jangka panjang, menyewa sebuah kondominium di Metro Manila juga bisa dijadikan instrumen investasi yang sangat menggiurkan karena populasi ekspatriat di sana sangat besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.