Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urbanisasi, Kunci Indonesia Susun Agenda Baru Perkotaan

Kompas.com - 19/10/2015, 18:15 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkotaan semakin menjadi lokasi idaman penduduk untuk tinggal dan bekerja. Hal itu diperkuat data PBB yang menyatakan bahwa ada 54 persen penduduk tinggal di perkotaan.

Jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 64 persen pada 2050. Jika tak ditangani secara serius, perkotaan bakal menjadi tempat yang tak lagi kondusif untuk ditempati. 

Berbagai macam masalah perkotaan seperti ledakan penduduk, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya kini menjadi agenda yang dibicarakan banyak negara di dunia. Salah satunya Indonesia yang kini menjadi tuan rumah The Sixth Asian Pacific Urban Forum (APUF-6).

"Makanya Indonesia dipilih sebagai host  untuk menyuarakan masalah perkotaan di Asia Pasifik yang perlu dibawa nanti di sidang di Quito, Ekuador untuk menyusun the next new urban agenda," jelas Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Andreas Suhono, di Jakarta, Senin (19/10/2015).

Urbanisasi adalah salah satu proses yang diyakini akan menjadi penentu agenda baru perkotaan dan dibahas pada Konferensi Habitat III di Quito, Ekuador 2016 nanti.

"APUF-6 diselenggarakan untuk mendorong komitmen global terkait urbanisasi yang berkelanjutan dengan fokus pada pelaksanaan Agenda Baru Perkotaan," papar Andreas.

Urbanisasi selama ini telah menjadi peristiwa penting dalam kehidupan perkotaan. Tiap tahunnya, penduduk desa pindah ke kota dengan alasan untuk bekerja. Oleh karena itu perlu ada pengelolaan urbanisasi yang baik agar tak melulu membuat kota semakin sesak dan penuh.

"Intinya adalah urbanisasi, bagaimana kita mengelola urbanisasi ini supaya beban perkotaan terutama kota metropolitan tidak terlalu berat," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, saat membuka APUF-6 di Jakarta, Senin (19/10/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau