Agenda Perkotaan Asia Pasifik Diminati Anak Muda

Karena peserta membludak, lanjut Dwityo, panitia mengadakan proses seleksi pada 3 minggu silam. Calon peserta dites pengetahuan mengenai pembangunan perkotaan dan apa saja tantangan perkotaan saat ini. Calon peserta juga diminta untuk mengutarakan ide-ide mereka untuk perubahan perkotaan yang lebih baik.

Para peserta ini, kata Dwityo, datang dari beberapa lembaga penelitan, universitas, dan swasta. Panitia tidak membatasi profesi peserta, syaratnya hanya maksimal berusia 35 tahun. "Satu asosiasi profesi boleh saja ikut. Stakeholder muda, universitas, swasta, dosen-dosen muda juga ada," sebut Dwityo.

Ia berharap, generasi muda memiliki kreativitas, karena biasanya anak muda memiliki jaringan yang baik. Generasi muda juga memiliki ide-ide yang berbeda dengan yang lain. Dwityo menginginkan, ide-ide ini bisa terkumpul menjadi satu keputusan bersama.

Dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, para generasi muda ini akan menjadi orang-orang yang membawa masa depan kota.

"Sekarang banyak pemimpin-pemimpin perkotaan yang usianya muda, misalnya Bima Arya (Wali Kota Bogor) dan Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung)," jelas Dwityo.

APUFY melibatkan 150 peserta anak muda Indonesia dan 150 peserta anak muda perwakilan 34 negara di Asia Pasifik. APUFY diadakan pada 17-18 Oktober 2015 Setelah APUFY, Dwityo menambahkan, 50 peserta yang memiliki ide-ide terbaik akan mengikuti pertemuan berikutnya, yaitu Asia Pacific Urban Forum 6 (APUF 6) yang diadakan 19-21 Oktober 2015.

Para peserta ini akan diikutsertakan dalam forum perkotaan yang lebih besar, yakni dihadiri oleh asosiasi profesi dan stakeholder perkotaan. Rangkaian acara selanjutnya adalah Asia Pacific High Level Regional Meeting (HLM) for Habitat III 21-22 Oktober 2015 yang dihadiri para menteri atau perwakilannya dari seluruh Asia Pasifik.