Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Kaya Indonesia, Pembeli "Townhouse" Terbanyak di Singapura

Kompas.com - 26/08/2014, 18:44 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketatnya pemerintah Singapura menerapkan peraturan terkait pembelian properti oleh warga negara asing tidak serta-merta mengurungkan niat para konsumen mancanegara untuk memperoleh properti di negara kota ini.

Buktinya, produk properti khusus townhouse yang dikembangkan Far East Organization, sangat diminati pembeli asal Indonesia. Jumlahnya pun merupakan mayoritas di antara pembeli asing lainnya.

Fakta tersebut diungkapkan Chief Operating Officer Far East Organization, Shaw Lay See di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

"Kami mulai menjual townhouse sejak dua tahun lalu. Sebanyak 60 persen sudah terjual. Pembeli terbanyak berasal dari Indonesia. Diikuti Tiongkok, Myanmar, dan Vietnam," ujarnya.

Hal ini menarik. Pasalnya, warga negara asing (WNA) tidak diperbolehkan memiliki rumah tapak di Singapura. Para penduduk tetap atau permanent residents (SPR) pun memerlukan izin khusus dari Land Dealing Approval Unit (LSAU). Sementara, konsep townhouse yang selama ini dikenal sebenarnya sama dengan rumah tapak.

Di Singapura, townhouse bisa dibeli oleh WNA selama dibangun di atas area proyek kondominium. Namun, praktik ini akan sulit dijumpai. Karena, menurut Team Leader Property Sales Far East Organization, Teddy, pemerintah Singapura sudah melarang praktik tersebut.

Jadi, WNA yang ingin membeli townhouse, hanya bisa membeli produk buatan Far East Organization. Pasalnya, perusahaan tersebut merupakan satu-satunya pengembang yang masih memiliki dan memasarkan proyek townhouse.

"Berlaku sejak 3 April 2012, jumlah unit townhouse akan berkurang karena Urban Redevelopment Authority (URA) tidak memperbolehkan WNA untuk membeli rumah tapak di area pembangunan kondominium sejak tanggal tersebut," ujar Teddy.

Sebagai satu-satunya pengembang yang kadung mengantongi izin membangun rumah tapak, Far East Organization memiliki cukup banyak proyek. Lima proyek di antaranya adalah  Woodhaven, Hillsta, The Seawind, The Seahill, dan eCo. Setiap unit dibanderol dengan harga mulai 3,2 juta dollar Singapura sampai 6 juta dollar Singapura atau setara Rp 29,8 miliar sampai Rp 55,8 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau