Menurut laporan EC Harris, hingga Mei 2014 saja, proyek konstruksi yang sedang berjalan sudah mencapai angka 212 miliar atau Rp 2.473 triliun.
Tingginya nilai konstruksi sepanjang tahun ini, kata EC Harris, didorong oleh sejumlah megaproyek infrastruktur, utilitas dan fasilitas publik yang diharapkan dapat mengembalikan pasar Uni Emirat Arab kembali normal pada jalurnya."UEA telah mengalami momentum pergeseran aktivitas selama dekade terakhir pasca krisis 2008, 2009 dan seterusnya yang merupakan tahun-tahun sulit. Nmaun, itu sudah berlalu, kini Uni Emirat Arab telah berubah dari periode negatif menjadi kondusif dengan inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi moderat," kata Partner and Head of Property and Social Infrastructure EC Harris, Christopher Seymour.
"Pasar akhirnya menunjukkan tanda-tanda nyata pemulihan dan pertumbuhan sehingga sektor konstruksi akan tetap menguat hingga akhir tahun 2014," tambahnya.
Menurut Indeks Biaya Konstruksi EC Harris, ongkos konstruksi di UAE ditetapkan naik 4 persen hingga 5 persen selama tahun ini dan sekitar enam persen pada tahun 2015.
"Kami melihat tender di pasar yang mencakup berbagai proyek skala besar, menengah dan kecil. Sejauh ini, pasar menunjukkan profil yang sehat dengan peluang yang sama untuk kontraktor-kontraktor kecil, menengah serta kontraktor internasional yang besar dan usaha patungan," tandas Seymour.