"Sudah masuk tahap topping off (penutupan atap). Setelah tahapan struktur selesai, pembangunan akan memasuki tahapan finishing," ujar Ronny Tandanu, Direktur Marketing Prima Propertindo Group, di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Sejak diluncurkan akhir 2013 lalu, kondotel The Nest direspon sangat baik oleh pasar. Hal itu dibuktikan dengan hasil penjualan saat ini yang sudah mencapai lebih dari 50 persen.
"Pembeli mayoritas berasal dari Jakarta, Surabaya, dan dari luar negeri. Sistem pembayarannya paling banyak tunai bertahap," kata Ronny.
Ronny mengaku optimistis, akhir tahun ini semua unit akan habis terjual. Banyak keunggulan yang sangat potensial untuk mendatangkan keuntungan besar bagi investor kondotel ini.
"Pertama, masyarakat menengah atas di Indonesia masih percaya bahwa properti adalah instrumen investasi paling aman. Kedua, masyarakat yakin, prospek investasi properti di Bali masih sangat baik karena Bali masih menyimpan keunggulan wisata yang menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara," ujar Ronny.
"Terbukti, setiap tahun jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara terus meningkat sehingga kebutuhan penginapan di Bali tidak pernah surut. Artinya, investasi akan tetap menguntungkan kendati sekarang pertumbuhan perhotelan mengalami lonjakan Sebab pangsa pasarnya sangat luas," tambahnya.
Ronny menambahkan, bahwa investasi properti di Bali tidak hanya tertutup untuk investor lokal. Menurut dia, investor asing bisa serta menanamkan uang di sini sehingga gairah investasi properti di Bali cukup bagus dan dinamis.
Freehold
Kondotel The Nest dibangun di atas lahan seluas 2.670 m2. Dengan luas bangunan hampir 10.000 m2 yang terdiri atas 5 lantai dengan 1 basement, kondotel tersebut terdiri dari 115 unit dan dipasarkan dalam 3 tipe yakni, deluxe, suite dan presidential suite. Harga ditawarkan mulai Rp 1,6 miliar hingga Rp 3 miliar.
"Harga sudah naik lebih dari 30 persen dibandingkan dengan harga awal dipasarkan dan harga pasti akan naik lagi ke depannya," kata Ronny.
Status kepemilikan kondotel itu sendiri adalah strata title di atas tanah HGB. Ini membuat hak kepemilikan freehold bagi investor. Freehold adalah kepemilikan properti untuk jangka waktu yang tak terbatas, dan juga berbeda dari persewaan dari properti secara berkala seperti mingguan, bulanan atau tahunan. S
Ronny menjamin, dengan adanya program buy back guarantee di tahun ke-6 sebesar 100 persen atau di tahun ke-11 sebesar 150 persen, investasi ini zero risk. Investor akan mendapatkan Return on Investment (ROI) fixed 8.5 persen untuk 5 tahun pertama operasional sehingga menjadi total 42.5 persen.
Adapun Selain membangun kondotel The Nest, Prima Propertindo Group saat ini juga tengah membangun Villa–Hotel atau Villatel) Agranusa Signature di kawasan Dharmawangsa, Nusa Dua, Bali. Bersebelahan dengan komplek Pudja Mandala (Bukit Doa), kemajuan pembangunan villatel tersebut ini sudah pada tahap proses pancang dan pondasi. Penjualannya sendiri sudah mencapai 65 persen.
Sebelumnya di Kompas.com, Legian dan Seminyak merupakan dua kawasan favorit di Bali yang paling diincar pengembang untuk membangun kondotel. Berdasarkan data Cushman and Wakefield Indonesia, dari 8.000 unit proyek kondotel anyar hingga 2015 mendatang, 29 persen di antaranya dikembangkan di Legian dan Seminyak. Itu berarti terdapat 2.320 unit kondotel yang dibangun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.