Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Banjir, Pemilik Properti Mewah Tak Perlu Tunggu Pemerintah!

Kompas.com - 15/08/2014, 11:06 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian pengembang, arsitek, dan pemilik properti di New York kini tengah menunggu langkah nyata pemerintah setempat dalam menanggulangi dan mencegah efek Topan Sandy. Seperti dilaporkan New York Observer, sebagian pemangku kepentingan lain mengambil langkah cepat dengan melakukan sendiri berbagai tindakan preventif.

Berbagai solusi sudah bermunculan, mulai solusi super canggih hingga yang sederhana. Salah satu contohnya adalah rencana pembangunan sistem kanal futuristik yang sulit diimplementasikan, rawa buatan, hingga sistem tanggul sederhana. Meski sederhana, sistem tanggul tampaknya menjadi salah satu sistem paling mungkin diterapkan.

Sekitar akhir Juli lalu, sebuah properti mewah di 110 Horatio Street memasang AquaFence. AquaFence, seperti dikutip dalam situs resminya, merupakan sistem tanggul terbaru yang bisa digunakan untuk memproteksi area sekitar bangunan. Hanya dibutuhkan waktu beberapa jam sebelum banjir tiba untuk memasangnya.

AquaFence dibuat dari bahan laminasi marine grade, besi nirkarat, aluminium, dan PVC kanvas yang sudah diperkuat. Jika sudah tak lagi digunakan, AquaFence bisa dilipat dan disimpan dengan mdah.

"Sebelumnya butuh beberapa ratus orang yang bekerja selama 12 jam untuk memasang karung pasir. Kini, hanya butuh 12 orang dalam tiga jam," kata Adam Goldberg, Direktur Operasional AquaFence di New York.

Tingginya permintaan AquaFence pasca-bencana Sandy memang sangat terasa. Menurut Goldberg, permintaan AquaFence bahkan meningkat hingga 100 persen.

Tak heran, kini properti-properti mewah di West Village dan Lower Manhattan kini berlomba-lomba menggunakan "tanggul" model baru tersebut. Padahal, "tanggul" ini tidak murah. Setiap panel dibanderol dengan harga antara 300 Dollar AS (sekitar Rp3,5 juta) hingga 700 dollar AS atau sekitar Rp8,2 juta.

AquaFence tidak hanya digunakan di New York, Amerika Serikat. Beberapa negara lain, seperti Jerman, Swedia, Hungaria, dan bahkan Thailand juga sudah menggunakannya. Indonesia? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau