Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kecelakaan, Kontraktor "Overload" Pekerjaan?

Kompas.com - 23/02/2018, 16:19 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan kerja yang terjadi beberapa waktu terakhir, mendapat sorotan masyarakat. Bagaimana tidak, dalam tujuh bulan terjadi 14 kasus kecelakaan kerja.

Artinya, setiap bulan paling tidak terjadi dua kasus kecelakaan. Hal yang paling menyita perhatian, separuhnya terjadi pada proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Apakah Waskita overload  proyek yang ditugaskan pemerintah?

Baca juga : Waskita Akui Lalai dalam Kecelakaan Kerja Infrastruktur

Setidaknya, ada 69 proyek jalan tol yang ditetapkan pemerintah sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

Penetapan tersebut masuk ke dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Pemerintah pun menunjuk BUMN karya yang fokus pada proyek infrastruktur untuk menggarap sejumlah proyek tersebut. Salah satunya adalah Waskita.

Alat berat proyek double double track (DDT) di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, yang ambruk dan menewaskan empat pekerjanya masih berada di lokasi kecelakaan, Minggu (4/2/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Alat berat proyek double double track (DDT) di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, yang ambruk dan menewaskan empat pekerjanya masih berada di lokasi kecelakaan, Minggu (4/2/2018).
"Untuk jalan tol yang kami tangani itu ada 1.300 kilometer, dan itu tersebar," kata Direktur Operasional II Waskita Karya Nyoman Wirya Adnyana saat diskusi bertajuk Penghentian Sementara Konstruksi Layang di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Baca juga : Ada Apa dengan Waskita Karya?

Beberapa di antaranya proyek di Jawa Barat, yakni Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) sepanjang 53,6 kilometer. Selanjutnya ada Tol Pejagan-Pemalang (57,5 kilometer), Tol Pemalang-Batang (39 kilometer), Tol Batang-Semarang (75 kilometer) di sepanjang Pantura Jawa Tengah.

Bergerak ke selatan ada ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 22,4 kilometer yang merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo, Tol Solo-Ngawi (90 kilometer), dan Tol Solo-Ngawi-Kertosono (177 kilometer).

Baca juga : Drama di Jalan Pattimura

Di Jawa Timur, ada proyek Tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 31,3 kilometer dan di Sumatera terdapat proyek Tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 111,69 kilometer.

Selain Waskita, PT Hutama Karya (Persero) juga mendapatkan penugasan yang tak kalah sedikit.

Tol Trans-Sumatera di Lampung.Dokumentasi Hutama Karya Tol Trans-Sumatera di Lampung.
Mengutip laman resmi mereka, perusahaan pelat merah itu mendapat perintah untuk mengembangkan 2.770 kilometer jalan tol di Sumatera berdasarkan Perpres Nomor 100 Tahun 2014 yang diperbarui menjadi Perpres 117 Tahun 2015.

Namun saat ini, baru delapan ruas yang menjadi prioritas untuk dibangun hingga tahun 2019. Kedelapan ruas itu yakni Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang (108 km), dan Pematang Panggang-Kayu Agung (77 km).

Baca juga : 32 Proyek Tol dan 4 Kereta Layang Terkena Dampak Moratorium

Selanjutnya, ruas Palembang-Indralaya (22 km), Kayu Agung-Palembang-Betung (111 km), Pekanbaru-Dumai (132 km), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,7 km), dan Medan-Binjai (16,7 km).

Minim Ahli dan Penerapan K3

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau