Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2018, 11:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangannya di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jalan Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan nyaris tak dihiraukan oleh puluhan jurnalis yang berkumpul pada siang itu, Selasa (20/2/2018). 

Padahal, posisinya adalah Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, BUMN yang tengah menjadi sorotan publik. Dialah M Choliq. 

M Choliq datang menghadiri undangan rapat evaluasi yang digelar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantornya.

Baca juga : Imbas Kecelakaan Infrastruktur, Menteri PUPR Kumpulkan BUJT

Selain Waskita Karya, Basuki juga mengumpulkan sejumlah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya, yakni Dirut Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto, serta perwakilan PT Wijaya Karya (persero) Tbk.

Rapat evaluasi yang dilangsungkan di Lantai Dua ini juga dihadiri Menteri BUMN Rini M Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dirut Waskita Karya M. Choliq, Jumat (25/11/2016).KOMPAS.com/Estu Suryowati Dirut Waskita Karya M. Choliq, Jumat (25/11/2016).
Rini dan Budi datang terlebih dulu sekitar pukul 13.05 WIB dan langsung menjadi sasaran para pewarta untuk mendapatkan informasi aktual terkait kecelakaan kerja jatuhnya bekisting pierhead  proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Saat jurnalis lain berfokus mewawancarai Rini dan Budi, kami Kompas.com, dan Kompas TV justru mengejar Choliq yang datang melalui pintu utama. 

"Pak Dirut, bagaimana tanggapannya terkait kecelakaan yang ke sekian ini?," tanya kami.

Choliq yang awalnya berjalan pelan, mengendap-ngendap, dan berusaha tidak "terlihat" oleh para awak media, beringsut cepat menghindar dari kami. Dia pun berlalu ke lantai dua seraya melambaikan tangan.

Rapat evaluasi dilangsungkan secara tertutup. Awak media pun hanya diperkenankan menunggu di lobi gedung utama Kementerian PUPR.

Kondisi pasca robohnya cetakan beton tiang pancang proyek Jalan Tol Becakayu, di Jalan DI Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/02/2018). Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 03.00 WIB saat pekerja sedang melakukan pengecoran. Terdapat tujuh korban yang dilarikan ke Rumah Sakit UKI dan Polri.MAULANA MAHARDHIKA Kondisi pasca robohnya cetakan beton tiang pancang proyek Jalan Tol Becakayu, di Jalan DI Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/02/2018). Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 03.00 WIB saat pekerja sedang melakukan pengecoran. Terdapat tujuh korban yang dilarikan ke Rumah Sakit UKI dan Polri.
Saat rapat evaluasi rampung, sikap serupa juga ditunjukkan Choliq yang menjabat sebagai bos Waskita Karya sejak 24 Juni 2008 ini.

Dia melangkahkan kakinya dengan berat dan agak lambat. Terlihat dahinya berkerut. Sesekali tatapan matanya ke bawah, seolah ingin berbicara dengan anak-anak tangga yang ditapakinya.

Baca juga : Akibat Serentetan Kecelakaan Kerja, Waskita Karya Dijatuhi Sanksi

Dia kembali menghindar ketika pandangan kami saling bersirobok. Lagi, ketika jurnalis lain mengerubuti Rini, kami pantang menyerah memburu Choliq.

"Pak mohon tanggapannya terkait kecelakaan kerja semalam," lanjut kami tak mau kehilangan kesempatan.

Pertanyaan tadi tak bersambut jawaban. Lelaki lulusan Institut Teknologi 10 November Surabaya ini tetap bungkam dan kembali menghindar. Tidak seperti Choliq biasanya yang ramah mengumbar bicara.

Choliq bahkan menepis mikrofon yang disorongkan rekan jurnalis KompasTV, sambil terus berjalan ke arah lobi utama, untuk kemudian menaiki mobil dinasnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau