JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir tahun 2021, konstruksi Bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditargetkan bakal tuntas.
Hingga kini, progres pembangunan fisik bendungan multifungsi ini telah mencapai 50,42 persen.
Pembangunan bendungan merupakan upaya dalam meningkatkan tampungan air demi mendukung ketahanan pangan nasional dan mereduksi banjir, termasuk di NTB.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air.
“Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," tutur dia dikutip dalam siaran pers, Rabu (28/04/2021).
Basuki melanjutkan, pembangunan bendungan akan diikuti oleh jaringan irigasinya. Hal ini dipecaya akan memberikan manfaat langsung untuk mengairi sawah-sawah petani.
Baca juga: Proyek Bendungan Kuningan Impounding, 419 Rumah Dibangun untuk Warga Terdampak
Bendungan Bintang Bano diklaim memiliki potensi pariwisata karena lokasinya memiliki pemandangan alam indah dengan kondisi hutan sekitar yang masih terjaga.
Bendungan itu dirancang untuk membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung mencapai 65,84 juta meter kubik dan genangan seluas 277,52 hektar.
Konstruksi bendungan ini didesain setinggi 72 meter, panjang mencapai 497,25 meter, lebar puncak 12 meter, serta elevasi puncak bendungan +120 meter.
Nantinya, Bendungan Bintang Bano akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter per detik, dan mampu mengairi lahan seluas 6.695 hektar untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat.
Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan itu sangat dibutuhkan sebagai pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22 persen atau setara 647 meter kubik per detik.
Baca juga: Kunjungi Malaka, Wamen PUPR Pastikan Jalan, Jembatan dan Bendungan Diperbaiki
Bendungan Bintang Bano dibangun dalam dua tahap yaitu Tahap I telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran (TA) 2015-2019 sebesar Rp 996,7 miiar.
Sementara Tahap II dilaksankan pada TA 2020-2021 dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 441,4 miliar.
Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Bahagia Bangunnusa dengan skema kerja sama operasi (KSO).
Asal tahu saja, Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di samping Bendungan Bintang Bano, terdapat lima bendungan PSN lain di Provinsi NTB yakni Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sudah selesai pembangunannya.
Kemudian, Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila, serta Bendungan Tiu Suntuk yang masih dalam tahap konstruksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.