JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, sebuah utas soal menyewa tempat tinggal dinilai lebih menguntungkan dibandingkan beli rumah menjadi viral di media sosial Twitter.
Dalam unggahannya, akun @inge_august menceritakan konsep mencicil rumah per bulan, kemudian mendapatkan rumah itu cukup menyesatkan.
"Karena kalo lo beli rumah, bukan soal harga rumahnya aja yg harus lo bayarin. Biaya tetek bengek surat2 dan KPR-nya aja bisa 10% dari harga rumahnya. Dan lo juga harus berkutat dengan bunga bank tiap bulannya yg bikin deg2an," cuit @inge_august
Ini belom ngomongin (riba)bunga banknya. Rumah 500 jutaan kalo dicicil 10 tahun aslinya keluar duit 700 jutaan. Cicil 10 taun KPRnya rata2 4.5 jutaan sebulan. Kalo pake ilmu keuangan, berarti gajinya minimal harus 12 juta biar bisa nyicil segitu dgn syarat ga ada tanggungan lain.
— Inge (@inge_august) April 11, 2021
Menurut dia, seharusnya rumah dengan harga Rp 1 miliar tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan biaya pendamping cicilan rumah ditiadakan.
Baca juga: Pindah Rumah di Perkotaan, Siap-siap Hadapi 6 Masalah Berikut Ini
Selain itu, kata Inge, alangkah baiknya bagi rumah di bawah Rp 1 miliar dikenakan bunga bank lebih kecil dibandingkan di atas Rp 1 miliar.
Atas cuitan tersebut, banyak warganet yang sependapat dan tak sedikit juga yang kontra dengan Inge.
"Anggaplah kita memulai KPR di usia 30 dan beres paling lama di usia 50 tahun, setelah itu selesai. Sedangkan sewa rumah? Setelah di usia 50 tahun, kita akan tetap bayar sewa. Biaya akan makin membengkak, dan jika sudah pensiun, dari mana uang untuk bayar sewa didapat?" cuit @Greschinov
Lain halnya dengan akun Twitter @meeeeeeeeell_, dia mencuit "Dan skrg jaman terbalik, ketika pinjam bank/ ngambil KPR di wajarkan & org yg gngelakuin itu dinyinyirin Upside-down face pdhl byk alasan knp gw g ngambil KPR/pinjam bank, tp menurut mereka yg gw lakuin itu salah dg alibi “mumpung masih muda/ mumpung masih murah (harga KPR/ cicilan bank” hahah".
Hingga berita ini diturunkan, cuitan tersebut telah dicuit ulang 4.571 dan mendapatkan 21.400 jempol warganet.
Menurut Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto, membeli atau sewa rumah tergantung pada kondisi finansial masing-masing orang.
Namun, membeli rumah dapat dikatakan menguntungkan apabila sudah dalam situasi mampu atau kondisi hidup sudah lebih tetap.
"Contohnya, setelah perhitungan cocok, memiliki down payment (DP) atau uang muka dan perhitungan cicilan sudah mampu. Membeli rumah jadi masuk dalam hitungan finansial," tutur Ligwina kepada Kompas.com, Kamis (22/04/2021).
Meski begitu, terpenuhinya finansial tidaklah cukup. Karena, konsumen perlu memperhatikan cara hidup lebih tetap.
Misalnya, jika seseorang melakukan dinas ke luar kota selama 5 tahun, membeli properti di kota tempat berdinas belum tentu menguntungkan.
Jika suatu saat harus pindah dan kemungkinan tidak akan kembali lagi ke kota tersebut, mengurus rumah jauh akan memakan ongkos tinggi.