Sementara di permukaan tanah, bangunan masjid terlihat seperti hanya sekadar bebatuan bertingkat.
Baca juga: Rekor Baru, Minaret Masjid Aljazair Tertinggi di Dunia
Terletak di Buyukcekmece, Istanbul, masjid ini menjadi kebanggaan masyarakat Turki karena dinobatkan sebagai salah satu masjid terbaik di dunia untuk kategori Desain of The Year dalam ajang World Architectural Festival tahun 2013.
Desain Modern Kombinasi Batu dan Beton
Masjid Sancaklar dibangun dengan kombinasi batu berwarna abu-abu terang dengan beton cor.
Dari atas, bangunan terlihat seperti gua sederhana namun tidak terlalu menjorok ke dalam.
Desain kontras antara batuan alam yang mengikuti kemiringan tanah dan pelat beton bertulang tipis membentang lebih dari 6 meter.
Ruangan utama di dalam masjid memiliki lantai dengan langit yang berjenjang.
Karena konsep desainnya yang unik, masjid ini dikunjungi banyak wisatawan lokal dan mancanegara.
Butuh Waktu 3 Tahun
Masjid Sancaklar selesai dibangun pada tahun 2012. Namun masjid ini baru membuka pintunya untuk umum pada Januari 2014.
Emre Arolat yang memenangi Penghargaan RIBA dalam kategori bergengsi International Excellence pada tahun 2018 ditunjuk sebagai arsiteknya.
Baca juga: Ada Cinta pada Motif Batik Truntum di Masjid Kubus Solo
Arolat menggambarkan karyanya sebagai ruang 'murni' yang memungkinkan jemaah memusatkan perhatian pada hubungan mereka dengan Sang Maha Pencipta.
Masjid Sancaklar amat berbeda dengan masjid yang dibangun di era Ottoman. Sebagaimana filosofinya yang sederhana, tidak ada dekorasi yang berlebihan.
Strukturnya juga mengikuti alam di sekitarnya yang berbukit dengan dua bahan utama beton dan batu. Satu-satunya hiasan interior hanyalah karpet buatan tangan perajin Turki.
Strukturnya bahkan tidak memiliki eksterior. Tidak juga memiliki kubah, menara dan balkon.
Di masjid ini, pria dan wanita bisa beribadah secara berdampingan walau tetap terpisah.
Konsep masjid ini mewakili sudut pandang baru; sebuah eksperimen menuju kesetaraan gender di dunia Islam yang tidak ada di tempat lain.
Masjid Valiasr di Kota Tehran dirancang oleh firma Iran Fluid Motion Architects.
Tidak seperti masjid pada umumnya, desain rumah ibadah ini menantang konsep tradisional karena mengeleminasi keberadaan kubah dan menara.
"Valiasr adalah kritik terhadap gagasan struktur otoriter vertikal masjid-masjid klasik dan mengusulkan perdamaian dan kesetaraan," ucap Pendiri Fluid Motion Architects Reza Daneshmir dan Catherine Spiridonoff.
Baca juga: Merancang Masjid Sebaiknya Kontekstual dengan Budaya Lokal
Menurut mereka, Valiasr merupakan masjid kontemporer pertama yang didesain dengan tata ruang berbasis horizontal.