JAKARTA, KOMPAS.com - Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga kerap menjadi tengara atau landmark, sekaligus kebanggaan umat Islam di berbagai belahan dunia.
Menariknya, terdapat sejumlah masjid ikonik dan menjadi kebanggaan, mengeliminasi keberadaan kubah dan minaret sebagai tipikal khas zaman dulu.
Kemajuan arsitektur telah mengubah desain masjid menjadi lebih dinamis, dan relevan dengan kemajuan zaman. Modern dan kontemporer adalah ciri khas masjid saat ini.
Baca juga: Masjid Mewah Chechnya Berubah Warna Saat Azan Berkumandang
Selain itu, nilai-nilai yang tertuang dalam konsep kesetaraan gender, ramah lingkungan, hemat energi, dan berkelanjutan, memengaruhi desain masjid.
Berikut 5 masjid dengan desain arsitektural modern tanpa kubah:
Terletak di Al Dana Utara yang merupakan bagian dari pengembangan pantai Al Raha di Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi, menghadap Pantai Marina.
Masjid Al Dana dibangun di area seluas 2.200 meter persegi, dan tuntas konstruksinya pada 2019.
Baca juga: Gereja St Theodore Ikut Menggalang Dana Pembangunan Masjid Termegah di Eropa, Ini Faktanya
Karena berada di pesisir laut, masjid ini dibangun dengan sangat hati-hati, dengan rancangan yang dibuat untuk menjaga harmoni dan lingkungan di sekitarnya.
Mengusung Konsep Kesetaraan Gender
Seperti dilansir Middleeastarchitect, Kepala Arsitek X-Architects Ahmed Al-Ali mengatakan, desain Masjid Al Dana juga mengusung konsep kesetaraan gender antara pria dan wanita.
"Masjid ini menawarkan ruang doa yang diartikulasikan dengan baik secara spasial yang unik untuk wanita dan merupakan komponen utama dari desain, bukan sebagai lampiran atau ekstensi," kata Ahmed Al-Ali.
Desain kubah miring dari struktur bangunan masjid ini adalah untuk membangkitkan bukit pasir yang bergeser.
Masjid berubah menjadi lentera pada malam hari, ketika cahaya dari interior memancarkan ke arah luar.
Baca juga: Desain Masjid Indonesia Terkini Lebih Out of The Box
Sementara pada siang hari, oculus yang tinggi membawa cahaya siang ke ruang angkasa, yang disorotkan ke lantai interior tergantung pada waktu.
Hal itu seakan membentuk hubungan spiritual antara interior bumi dan langit surgawi.
Hemat Energi
Masjid Al Dana juga dirancang hemat energi. Elemen-elemen seperti oculi, perforasi dinding dan filtrasi cahaya alami memastikan bangunan sejajar dengan langkah-langkah keberlanjutan.
Masjid Al Dana dimaksudkan untuk melayani baik sebagai ruang keagamaan maupun sebagai ruang publik, dengan plaza, terinspirasi oleh sahan tradisional yang berfungsi sebagai penghubung kota.
Menurut arsitek senior Yazeed Obeid, proyek ini merupakan intervensi lanskap yang menghubungkan dua tingkat situs dan memudahkan pergerakan orang, menghubungkan mereka ke kawasan pejalan kaki dan laut.