JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, tengah menyelesaikan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) mencakup kegiatan penataan Permukiman Kumuh Perkotaan (PKP) di dua kawasan Bungkutoko, dan Petoaha Sulawesi Tenggara.
Program KOTAKU di dua kawasan ini menelan anggaran senilai Rp 39,91 miliar yang dikerjakan kontraktor lokal yakni PT Karya Syarnis Pratama dan PT Indo Penta Bumi Permai.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara Mustaba menuturkan, pekerjaan program KOTAKU dilakukan sejak September Tahun 2019.
Saat ini konstruksi fisiknya sudah mencapai mencapai 91,6 persen dengan rincian kawasan Bungkutoko 90,39 persen dan kawasan Petoaha 92,93 persen.
Baca juga: Proyek Kotaku Dianggap Hanya Menggusur Permukiman Kumuh
Sisa pekerjaan lainnya merupakan konstribusi Pemerintah Kota Kendari yakni penanaman pohon, rumput, dan pemeliharaan.
"Sementara anggaran yang terserap sudah mencapai 93 persen. Kami menargetkan keseluruhan konstruksi fisik rampung pada November 2020," ujar Mustaba menjawab Kompas.com, Kamis (22/10/2020).
Mustaba melanjutkan, Program KOTAKU di dua kawasan ini mencakup area seluas 31 hektar yang bersifat kontraktual.
"Ini sebenarnya kontraktual. Namun, saat pandmei Covid-19 seperti sekarang, kami alihkan menajdi padat karya dengan melibatkan tenaga kerja lokal sebanyak 100 orang," imbuh Mustaba.
Lingkup pekerjaan program KOTAKU di kawasan Bungkutoko adalah penataan ruang terbuka hijau, pembangunan jalan lingkungan 245 meter, pembangunan jalan water front 697,16 meter, drainase 1.145,66 meter, reiling water front city 1.516 meter, dan tambatan perahu 3 unit.
Kemudian pembangunan deker plat lima unit, jalan titian karamba 320 meter, pipa PVC tipe RRJ ∅ 3” 1.180 meter, pipa PVC Type RRJ ∅ 4” 5.028 meter, gerbang, instalasi hidran 3 unit, TPS3R, dan pembuatan area duduk 4 unit.
Sementara lingkup kegiatan di kawasan Petoaha menyangkut pembangunan ruang terbuka hijau, peningkatan jalan lingkungan aspal 667 meter, tambatan perahu 4 unit, rekonstruksi jalan lingkungan pving 568 meter, jalan lingkungan paving blok warna 199 meter, rehabilitasi jalan setapak 72 meter dan jalan water front 645 meter.
Selanjutnya area duduk 5 unit, duiker plat 9 unit, saluran 75 meter, jalan pedestrian 428 meter, gerbang, septick tank komunal 40 unit, dan instalasi hidran 5 unit.
Adapun serah terima kepada Pemkot Kendari dilakukan setelah enam bulan pengelolaan oleh BPPW.
Mustaba mengharapkan, Kawasan Bungkutoko dan Petoaha akan menjadi destinasi wisata baru yang bersifat bahari di Kendari.
Warga bisa memanfaatkan fasilitas ruang publik ini sebagai spot swafoto, dan area bermain untuk anak dan keluarga.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawdijaja, menilai inisiatif BPPW merupakan hal yang baik bagi pertumbuhan sebuah kota.
Karena jika kotanya maju, kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya juga semakin banyak dan kompleks. Tidak hanya kebutuhan dasar, juga sekunder dan tersier.
Salah satu tuntutan masyarakat seiring modernisasi adalah rumah sehat, lingkungan berkualitas, dan tertata rapi, dilengkapi dengan jaringan air bersih dan pengolahan limbah.
"Program KOTAKU di dua kawasan ini bertujuan untuk menciptakan ruang kehidupan yang lebih baik dan berkualitas," kata Endra.
KOTAKU sendiri merupakan program prioritas Kementerian PUPR yang skala pekerjaannya lebih kecil.
Menariknya, kata Endra, meski volume pekerjaannya relatif kecil dan dikerjakan oleh konraktor lokal, namun kualitasnya bagus.
"Yang paling penting adalah pemeliharaannya. Karena ruang publik ini harus bersih, nyaman, dan rindang," ucap Endra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.