Pemasaran, pemesanan, hingga transaksi, dilakukan secara daring melalui grup percakapan whatsapp untuk menghindari kontak fisik.
Bahkan, ketika barang pesanan diantar pun, penjual diharuskan mengenakan masker.
Warga merasa terbantu dengan kehadiran lapak ini. Tak hanya dapat membantu perekonomian sesama warga, lebih lagi, memperluas relasi sosial.
"Lapaknya seru, bikin pengen jajan terus," ujar Mugie Prilasari.
Demikian halnya dengan penjual, catatan omzet mereka juga meningkat dari sebelumnya.
Sebagaimana dikatakan Yessi, bahwa dengan ikut berjualan di lapak, customer-nya bertambah, dan omzet naik.
"Alhamdulillah kenalan juga bertambah, dan jajan nggak perlu ke mana-mana. Semua ada," kata Yessi yang menjual aneka kudapan pencuci mulut.
Ke depan, pengurus Lapak YA/YB/YC-Kyoto akan menerbitkan buku saku yang dibagikan di seluruh Perumahan Kota Wisata.
Menanggapi inisiasi tersebut, Residential National Division Head Sinarmas Land Iman Gunawan akan mendukung apa pun upaya positif warga untuk menggerakkan perekonomian di sekitar Perumahan Kota Wisata.
"Potensi pasarnya luar biasa besar. Di seluruh Kota Wisata saja terdapat 15.000 kepala keluarga (KK) yang mendiami 47 klaster. Sedangkan di kawasan yang berdekatan, yakni Legenda Wisata, dihuni 5.000 KK dalam 22 klaster," jelas Iman.
Jika langkah positif ini terus bergerak dan berdampak ganda (multiplier effect), akan menjadi inspirasi bagi perumahan lain demi pemulihan ekonomi.
Sebagai bentuk dukungan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Sinarmas Land juga akan menggelar Pasar Rakyat School.
Program edukasi ini diperuntukkan bagi pedagang dan warga penghuni yang berdagang di Fresh Market Kota Wisata maupun Pasar Modern BSD City dan perumahan lainnya yang dikembangkan Sinarmas Land.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.