Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Batang, Indonesia Bersaing Ketat dengan Thailand, Vietnam, dan Kamboja

Kompas.com - 24/07/2020, 09:16 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia harus bersaing ketat dengan jiran Asia Tenggara dalam memperebutkan perusahaan dan investor multinasional yang akan merelokasi industrinya dari China.

Pesaing kuat Indonesia adalah Thailand, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Keempat negara ini memiliki paket investasi di sektor industri yang dianggap tak kalah menarik.

Partner dari Law Firm Tuah and Suparto Andrew Tuah mengatakan, tantangan Indonesia memang sangat berat, karena negara-negara tersebut sangat siap untuk dijadikan tempat relokasi dan juga diversifikasi perusahaan multinasional atau multi national company (MNC).

"Namun demikian, bukan berarti Indonesia tidak memiliki faktor keunggulan dibanding mereka," kata Andrew menjawab Kompas.com, Kamis (23/7/2020).

Menurut Andrew, ada empat hal yang menjadi keunggulan Indonesia yakni sumber daya manusia, pasar yang terus berkembang, upah minimum regional (UMR), dan harga sewa lahan.

Baca juga: Jawa Tengah Trending, Bakal Primadona Baru Kawasan Industri?

Untuk UMR, Indonesia menawarkan angka 116-292 dollar AS per bulan, Thailand 297-319 dollar AS per bulan, Vietnam 132-190 dollar AS per bulan, Kamboja 190 dollar AS per bulan, dan Filipina 132-190 dollar AS per bulan.

Sementara untuk biaya utilitas, Indonesia mematok 0,06 dollar AS, Thailand 0,14 dollar AS, Vietnam 0,07 dollar AS, Kamboja 0,11 dollar AS, dan Filipina 0,13 dollar AS.

Harga sewa, Indonesia membanderol 0,34-5,13 dollar AS, Thailand 0,63 dollar AS, Vietnam 4,00-5,00 dollar AS, Kamboja 1,00-1,50 dollar AS, dan Filipina 4,46-6,48 dollar AS.

ada pun untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada angka 0,53, Tahiland 0,6, Vietnam 0,67, Kamboja, 0,49, dan Filipina 0,55.

Dengan fakta ini, ada banyak MNC yang terus mengincar Indonesia untuk dijadikan wilayah diversifikasi dan ekspansi usahanya.

Bahkan, Andrew menyebut, MNC asal Hong Kong sudah melakukan uji coba operasional.

Mereka beranggapan, Indonesia mengalami kemajuan signifikan terutama di segmen birokrasi dan administrasi perizinan.

Dengan diberlakukannya Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS), Indonesia sudah sangat siap bersaing.

Baca juga: Empat Sektor Penopang Kawasan Industri dan Rekomendasi Masa Depan

"Dulu memang mengurus perizinan usaha seperti Surat Izin Penggunaan Peruntukan Tanah (SIPPT) bisa sampai enam bulan. Tapi sekarang satu minggu saja sudah beres," buka Andrew.

"Sepanjang pemerintah melakukan improvisasi in ease of doing business, saya optimistis, Indonesia lebih menarik," imbuh dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau