JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan kemantapan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste.
Hal ini dilakukan untuk mendukung distribusi barang serta obat-obatan, alat kesehatan serta layanan kesehatan dan kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol dan non tol tetap disiapkan sebagai jalur logistik, termasuk ruas jalan fungsional jika dibutuhkan.
“Kami memastikan kemantapan pada jalan tol dan jalan nasional yang baik, termasuk menjaga agar satu wilayah tidak terisolasi karena jalan dan jembatan putus,” ucap Menteri Basuki dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (14/5/2020).
Jalan perbatasan NTT dan Timor Leste memiliki panjang 179,99 kilometer atau yang dikenal dengan istilah Sabuk Merah Sektor Timur dari Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka.
Baca juga: Sabuk Merah Perbatasan Longsor Ditangani BPJN X Kupang dengan Cepat
Ruas jalan tersebut punya arti penting terutama bagi masyarakat di perbatasan yang terdapat komoditas perkebunan pohon kayu putih, kelor, dan jambu mete.
Dari 179,99 kilometer tersebut yang sudah tertangani (aspal) pada tahun 2019 adalah sepanjang 145,17 kilometer.
Tahun 2020, Pemerintah menargetkan pengaspalan menjadi sepanjang 164,57 kilometer, sisanya akan dituntaskan pada Tahun 2021 mendatang.
Di aepanjang Jalan Sabuk Merah Sektor Timur tersebut rencananya akan dibangun sebanyak 41 buah jembatan dengan panjang 1.599 meter.
Hingga Tahun 2019 telah terbangun sebanyak 23 buah jembatan dengan panjang 1.039,5 meter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.