Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntas 2021, Sabuk Merah Perbatasan RI-Timor Leste Dibuat Mulus

Kompas.com - 14/05/2020, 08:00 WIB
Putri Zakia Salsabila ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan kemantapan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste.

Hal ini dilakukan untuk mendukung distribusi barang serta obat-obatan, alat kesehatan serta layanan kesehatan dan kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tol dan non tol tetap disiapkan sebagai jalur logistik, termasuk ruas jalan fungsional jika dibutuhkan.

“Kami memastikan kemantapan pada jalan tol dan jalan nasional yang baik, termasuk menjaga agar satu wilayah tidak terisolasi karena jalan dan jembatan putus,” ucap Menteri Basuki dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (14/5/2020). 

Jalan perbatasan NTT dan Timor Leste memiliki panjang 179,99 kilometer atau yang dikenal dengan istilah Sabuk Merah Sektor Timur dari Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka.

Baca juga: Sabuk Merah Perbatasan Longsor Ditangani BPJN X Kupang dengan Cepat

Ruas jalan tersebut punya arti penting terutama bagi masyarakat di perbatasan yang terdapat komoditas perkebunan pohon kayu putih, kelor, dan jambu mete.

Dari 179,99 kilometer tersebut yang sudah tertangani (aspal) pada tahun 2019  adalah sepanjang 145,17 kilometer.

Tahun 2020, Pemerintah menargetkan pengaspalan menjadi sepanjang 164,57 kilometer, sisanya akan dituntaskan pada Tahun 2021 mendatang.

Di aepanjang Jalan Sabuk Merah Sektor Timur tersebut rencananya akan dibangun sebanyak 41 buah jembatan dengan panjang 1.599 meter.

Hingga Tahun 2019 telah terbangun sebanyak 23 buah jembatan dengan panjang 1.039,5 meter.

Selanjutnya pada tahun 2020 sendiri akan diselesaikan menjadi 33 buah jembatan, sehingga sisanya akan dituntaskan pada tahun 2021 mendatang.

Adapun jembatan tersebut semuanya terbuat dari rangka baja dengan bentang rata-rata 60 meter.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang, NTT Muktar Napitupulu mengatakan, proses pengerjaan jalan perbatasan Sabuk Merah Sektor Timur tahun ini terbagi dalam beberapa paket yang dikerjakan oleh sejumlah kontraktor lokal dan nasional.

Baca juga: Pengaspalan Sabuk Merah Perbatasan Sektor Timur Rampung 2020

"Pembangunan jalan perbatasan ini merupakan salah satu pekerjaan yang terkena rekomposisi alokasi anggaran 2020 untuk penanganan Covid-19," kata Muktar.

Realokasi anggaran salah satunya dilakukan dengan mengubah paket-paket Single Years (SYC) Tahun 2020 menjadi paket-paket Tahun Jamak (MYC), seperti pada paket pembangunan jalan ruas Nualain-Henes yang berada di antara Motaain-Motamasin.

"Alokasi semula dengan paket SYC tahun 2020 sebesar Rp 53 miliar, diubah menjadi paket MYC tahun 2020 sebesar Rp 35 miliar dan tahun 2021 sebesar Rp 18 miliar," ujar Muktar.

Sedangkan untuk Sabuk Merah di Sektor Barat di daerah Timur Tengah Utara (TTU) sepanjang 130,88 kilometer akan dilakukan penanganan apabila Jalan Sabuk Merah di Sektor Timur telah seluruhnya tersambung.

Jalan Sabuk Merah Perbatasan Indonesia-Timor Leste ini juga punya arti penting karena akan menjadi akses pendekat ke garis perbatasan sehingga bisa mempermudah pengawasan garis perbatasan di dua negara tersebut.

Jalur Sabuk Merah juga tidak hanya berfungsi untuk menghubungkan beberapa pos keamanan sepanjang PLBN Motaain dan PLBN Motamassin saja.

Namun, pembangunan di pinggir Indonesia ini pun mendukung perekonomian masyarakat setempat. Salah satu potensi ekonomi yang bisa didorong adalah sektor pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau