JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga akhir 2018, pengaspalan jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste atau yang lebih dikenal dengan Sabuk Merah Sektor Timur telah mencapai 85 kilometer dari total 179,99 kilometer.
Tahun ini, pemerintah berencana menyelesaikan pengaspalan atau hotmix 46 kilometer jalan yang terbentang dari Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka tersebut. Sementara 48,99 kilometer sisanya ditargetkan rampung 2020.
Baca juga: Ada 20 Titik Rawan Longsor di Jalur Sabuk Merah Perbatasan
Di sepanjang koridor jalan ini rencananya akan dibangun 44 buah jembatan sepanjang 1.600 meter. Hingga akhir 2018, telah terbangun 31 buah jembatan sepanjang 1.250 meter.
Sementara 13 buah jembatan sisanya akan diselesaikan tahun ini dengan bentang rata-rata 60 meter dan terbuat dari rangka baja.
Selain di sektor timur, pemerintah juga berencana mengembangkan Jalan Sabuk Merah di Sektor Barat sepanjang 130,88 kilometer di Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) setelah seluruh pembangunan sektor timur rampung tersambung.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja menuturkan, kehadiran jalan sabuk merah perbatasan ini memiliki arti penting karena menjadi akses pendekat ke garis perbatasan sehingga bisa mempermudah pengawasan garis batas di dua negara.
Selain itu, jalan ini juga berfungsi untuk menghubungkan beberapa pos keamanan yang berada di sepanjang PLBN Motaain di Kabupaten Belu dan PLBN Motamassin di Kabupaten Malaka.
Fungsi lainnya yakni mendukung perekonomian masyarakat. Salah satu potensinya yaitu di sektor pariwisata.
Sebuah sabana Fulan Fehan di Lamaknen, Kabupaten Belu, terlintasi Sabuk Merah sektor Timur, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot wisata yang unik dan eksotik ini.
"Dulu kan sulit sekali ke Fulan Fehan ini. Dengan jalan perbatasan kini bisa lebih mudah dijangkau," kata Endra dalam keterangan tertulis, Senin (20/5/2019).
Ia menambahkan, kawasan sekitara Fulan Fehan terkenal sebagai penghasil komoditas pohon kayu putih, kelor dan jambu mete.
Dengan kehadiran jalan tersebut maka dapat memudahkan masyarakat dalam mendistribusikan hasil panen dan meningkatkan skala produksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.