Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sarinah, Mal dan Pencakar Langit Pertama di Indonesia

Kompas.com - 08/05/2020, 16:17 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Sarinah kembali mencuat usai menjadi trending topic di jejaring media sosial Twitter.

Apa pasal? Hal ini karena salah satu penyewa Sarinah, yakni McDonalds yang sudah membuka operasionalnya di gedung ini selama 30 tahun akan ditutup permanen.

Penutupan gerai McDonalds ini merupakan tindak lanjut dari rencana PT Sarinah (Persero) atau Sarinah Thamrin yang akan melakukan renovasi gedungnya pada bulan Juni 2020.

McDonalds diketahui akan menutup operasionalnya secara permanen mulai Minggu (10/5/2020) pukul 22.05 WIB.

Restoran cepat saji asal Amerika Serikat ini merupakan satu dari sekian banyak penyewa di pusat perbelanjaan pertama di Indonesia tersebut.

Sarinah adalah properti multifungsi yang terdiri dari pusat perbelanjaan dan perkantoran. Strukturnya dirancang 15 lantai setinggi 74 meter.

Gedung komersial ini mulai dibangun pada tahun 1962 dan diresmikan empat tahun kemudian oleh Presiden pertama RI, Soekarno.

Sarinah merupakan pusat perbelanjaan sekaligus pencakar langit pertama di Indonesia. Peritel perdananya adalah Sarinah Department Store yang beroperasi pada 15 Agustus 1966.

Baca juga: Gara-gara Demo di Bawaslu, Omset Sarinah Berpotensi Turun Rp 6 Miliar

Apa arti Sarinah itu sendiri?

Penamaan gedung ini diambil dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil. Saat itu, Soekarno menggagas pembangunan properti komersial ini, menyusul lawatannya ke sejumlah negara yang sudah lebih dulu memiliki pusat belanja modern.

Gagasan Soekarno juga sekaligus pencanangan berdirinya PT Sarinah (Persero) tepat pada 17 Agustus 1962.

Gedung Sarinah yang saat ini berdiri sejatinya dibangun dengan biaya pampasan perang pemerintah Jepang.

Pada awal berdirinya Sarinah, situasi makro ekonomi Indonesia dalam keadaan yang sangat buruk.

Oleh sebab itu Sarinah diharapkan akan menjadi stimulan, mediator dan alat distribusi serta berfungsi sebagai stabilisator ekonomi.

Selain itu, Sarinah juga diharapkan menjadi pelopor dalam pengembangan usaha perdagangan eceran (ritel) serta berpartisipasi dalam perubahan struktur perekonomian Indonesia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau