JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak luas pada masyarakat dan pebisnis.
Di sektor properti saja, banyak pengembang mengadopsi pendekatan efisiensi biaya untuk bertahan, sementara sebagian lainnya menyetop bisnis mereka untuk sementara waktu.
Termasuk pengembang perkantoran yang mengalami tekanan luar biasa akibat sepinya kunjungan, dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Angra Angreni mengatakan, dalam situasi seperti saat ini, calon penyewa baru dan penyewa menunda proses negosiasi dan proses fitting out.
"Banyak perusahaan mempertimbangkan kembali rencana relokasinya pada tahun ini karena situasi ketidakpastian ekonomi ke depannya," tulis Angra dalam laporannya.
Baca juga: Bisnis Perkantoran Jakarta Tersendat, Ini Saran Pengamat
Angra menambahkan, sebagian besar perusahaan saat ini menerapkan mekanisme bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Hal ini membuat beberapa pemilik gedung melakukan penyesuaian jangka waktu kontrak dan biaya operasionalnya.
Sementara laporan Leads Property menyebutkan, dalam dua bulan awal 2020, aktivitas penyewaan perkantoran masih berjalan dan mulai melambat pada Maret.
Beberapa sektor seperti teknologi dan co-working space masih mengincar untuk menempati beberapa ruang di kawasan Central Business District (CBD), karena banyak pemilik yang masih menawarkan harga kompetitif.
Dalam kondisi saat ini, tingkat hunian perkantoran di Jakarta dilaporkan stagnan. Angra menuturkan, tingkat hunian perkantoran Grade A pada kuartal I-2020 sebesar 76,6 persen atau naik 1,23 persen dari kuartal IV-2019.
Sementara okupansi perkantoran Grade B sebesar 82,4 persen dan Grade C 87,8 persen.
Kedua tipe perkantoran ini mengalami penurunan masing-masing 0,01 persen dan 0,50 persen dari kuartal IV-2019.
Baca juga: Covid-19, The X Factor yang Bikin Sektor Properti Luluh Lantak
Data lain dari Leads Property menyebutkan, tingkat hunian kantor di kawasan CBD Jakarta telah lama konstan sejak tahun 2019, namun merambat naik ke angka 75,9 persen.
Tetapi untuk perkantoran di luar area CBD, Leads Property mencatat tingkat huniannya mengalami penurunan 1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 79 persen.
Selain karena volume permintaan yang kecil, penurunan tingkat hunian tersebut juga terjadi karena adanya penambahan pasokan baru pada kuartal ini, yakni The SIMA di koridor Simatupang, Jakarta Selatan.
Efek pandemi diproyeksi akan berbuntut panjang. Laporan Leads Property menyebutkan, tahun 2020 diperkirakan menjadi periode yang penuh tantangan bagi pasar perkantoran Jakarta.
Hal ini terjadi lantaran pandemi Covid-19 secara drastis mengganggu pasar perkantoran yang ditandai dengan adanya perlambatan aktivitas sewa.
Baca juga: Ini Trik yang Harus Dilakukan Pemilik Perkantoran Saat Pandemi Corona
Selain itu, keterbatasan aktivitas turut menghambat kegiatan bisnis. Karenanya, beberapa proyek perkantoran mengalami keterlambatan dalam hal operasi karena efek dari kebijakan PSBB dan gangguan pada impor bahan baku yang berasal dari China.
Ke depan, para penyewa diperkirakan memperpanjang masa sewa daripada memindahkan atau memperluas lokasi karena permasalahan biaya.
Oleh karena itu, tak salah jika Senior Director, Office Services Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo menyarankan agar investor bisa lebih memanfaatkan teknologi digital.
Misalnya menggunakan teknologi virtual reality untuk menawarkan propertinya kepada penyewa.
Video VR dan pertemuan online dapat dilakukan tanpa perlu bertemu dengan orang secara fisik.
Selain itu, Bagus menyarankan pengembang maupun pemilik perkantoran untuk menggunakan pendekatan baru guna menemukan target pasar baru.
Selain itu pengembang juga harus kreatif serta menghasilkan produk inovatif yang sesuai dengan minat pasar
Meski begitu, pada tahun ini, ada beberapa proyek yang dijadwalkan selesai, dengan rincian dua proyek di area CBD, yaitu RDTX Place dan Lippo Thamrin.
Keduanya diprediksi akan menambah pasokan ruang perkantoran seluas 115.00 meter persegi.
Sementara untuk area di luar CBD, sebanyak tiga proyek dijadwalkan rampung pada tahun ini, yaitu Menara Tenderaan, Kensington Office, dan Pondok Indah Office Tower 5.
Jika rampung sesuai perkiraan, ketiganya akan menambah pasokan ruang perkantoran seluas 90.800 meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.