JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika pandemi Covid-19 mengganggu ekonomi global, hal ini juga berdampak pada ekonomi Indonesia. Seluruh sektor seperti properti pun terdampak.
Selama beberapa minggu terakhir, para pelaku bisnis properti khususnya perkantoran telah bertahan di tengah situasi yang tidak pasti.
Ketika wabah semakin meluas, bagaimana seharusnya pengembang, investor, pemilik, hingga penyewa perkantoran di Indonesia menyiapkan diri untuk dampak jangka panjangnya?
Tim Colliers telah merangkum beberapa peluang yang bisa diterapkan untuk mengatasi dampak jangka pendek.
Senior Director, Office Services Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo menjelaskan, investor bisa lebih memanfaatkan teknologi digital.
Misalnya menggunakan teknologi virtual reality untuk menawarkan propertinya kepada penyewa. Video VR dan pertemuan online dapat dilakukan tanpa perlu bertemu dengan orang secara fisik.
Baca juga: Imbas Corona, Pasokan Baru Ruang Perkantoran CBD Jakarta Turun Drastis
"Teknologi digital perlu diimplementasikan di sebagian besar wilayah, karena kita juga sekarang menghadapi era digitalisasi," ucap Bagus dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Selain itu penggunaan material promosi digital juga bisa menjaga kegiatan branding tetap berjalan. Ini karena sebagian besar orang beralih ke situs web dan media sosial untuk mencari informasi.
Bagus menambahkan, kesulitan yang dihadapi penyewa saat ini tidak jauh dari apa yang dihadapi oleh pengembang dan investor. Rapat fisik dan kegiatan saat ini dilakukan dengan terbatas.
Untuk itu, dia merekomendasikan para pengembang, investor, dan penyewa perkantoran untuk mencari peluang bekerja dari rumah dalam waktu lama hingga kondisi kembali normal.
Tak dimungkiri, protokol bekerja dari rumah selama pandemi diprediksi turut mengubah kebiasaan beberapa tempat kerja. Bisa jadi ke depannya, hal ini dianggap lumrah dan menjadi fenomenaa baru,
Jika kebiasaan tersebut terjadi, tentu permintaan akan ruang kantor berkurang. Para pemilik properti perlu mencari penyewa baru untuk menutupi kekosongan ruang yang ditinggalkan oleh penyewa lama.
Untuk itu, Bagus menyarankan pengembang maupun pemilik perkantoran untuk menggunakan pendekatan baru guna menemukan target pasar baru.
Selain itu pengembang juga harus kreatif serta menghasilkan produk inovatif yang sesuai dengan minat pasar.
Baca juga: Sepi Kunjungan, Pasar Perkantoran Jakarta Wait and See
Bagi penyewa, mereka perlu melakukan penghitungan ulang model bisnis baru untuk dapat meningkatkan efisiensi, dan meninjaunya setelah semuanya kembali normal.
Efisiensi dapat dihitung antara pendapatan dan pengeluaran. Dengan demikian, untuk menyusun ulang strategi untuk jangka panjang, operasi dan keuangan harus benar-benar dihitung.
Perusahaan penyewa juga perlu memastikan mereka menyiapkan teknologi yang dibutuhkan bagi karyawan yang bekerja dari rumah, untuk memastikan kelangsungan bisnis.
"Penyewa harus mulai menganalisis jumlah kepala mereka saat ini dan di masa depan untuk menghitung luasan ruang kantor yang sebenarnya dibutuhkan," ucap Bagus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.