COVID-19 terbukti punya dampak yang begitu sistemik, bukan hanya dari sisi kesehatan tapi juga perekonomian.
Ketika miliaran orang di seluruh dunia mengurangi aktivitasnya dan menghabiskan hampir dari seluruh waktunya di rumah, maka roda ekonomi pun melambat.
Kita pun dipaksa untuk memiliki kebiasaan baru; yang dulunya menggunakan handphone hanya untuk berkomunikasi, kini mulai fasih berbelanja online.
Jika sebelumnya menggunakan laptop hanya untuk membuka aplikasi perkantoran, kini khatam menuntun anaknya bersekolah dengan layanan kelas daring dan konferensi video.
Kebiasaan- kebiasaan baru ini yang sering disebut sebagai new normal, atau kebiasaan baru yang awalnya tidak biasa, namun kemudian menjadi kenormalan baru.
Artikel ini merupakan bagian terakhir yang mengupas tentang kebiasaan baru atau New Normal di tengah Pandemi Covid-19.
Bagian pertama bisa bisa klik tautan ini, Mempertanyakan New Normal (I) dan bagian kedua bisa dibaca di sini Baca juga: Mempertanyakan New Normal (II)
Dari perspektif habit forming, ketika ancaman memudar, maka banyak kebiasaan baru kita akan kehilangan pemantik (trigger), sehingga reward-nya pun menjadi cair, dan pada akhirnya rutinitas yang kita lakukan bentukan utama kebiasaan menjadi tidak relevan.
Pertanyaannya apakah kita punya hal lain untuk mengganti reward yang hilang tadi untuk kebiasaan itu tetap bertahan?
Ketika kebiasaan baru kita kehilangan dua elemen utamanya (trigger and reward), sementara di sisi lain craving (kecanduan) atas kebiasaan-kebiasaan lama mulai muncul, maka dorongan untuk melakukannya pun akan membuncah.
Lihatlah sekarang kita sudah mulai membayangkan apa yang akan kita lakukan setelah isolasi ini berakhir; makan bakmie favorit, pergi ke mal, bertemu teman-teman, traveling, dan lain sebagainya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.