Chief Creative Ogilvy Piyush Pandey berpendapat bahwa great brand is like good friend. Dan teman yang baik mau berkorban dan mengenyampingkan agenda pribadi ketika temannya sedang dalam kesusahan.
Maka dari itu brand yang tidak “mengkhianati” konsumennya akan menuai hubungan yang luar biasa seperti sahabat yang sudah menjalani susah senang bersama.
Periode pandemi ini menjadi panggung nyata yang mempertontonkan bagaimana brand-brand berjiwa besar berani berkorban untuk berbuat sesuatu untuk masyarakat termasuk mengubah pabrik parfum dan pelembab menjadi pabrik hand sanitizer yang hasilnya disumbangkan.
Syarat berikutnya, bagaimana brand offer, dan brand experience kita bisa hadir memberikan reward dan pleasure untuk kebiasaan baru tetap bertahan.
Lebih jauh lagi brand besar bisa beroperasi pada dua level dalam Maslow Hierarchy of Needs; pada level kebutuhan psikologis sebagai pemenuhan kebutuhan dasar dan juga pada level self esteem sebagai brand yang membawa pembelinya kepada satu level kebanggan tertentu.
Periode isolasi adalah periode di mana marketer harus lebih mengedepankan brand belief yang memiliki niat baik dan tulus terhadap konsumennya ketimbang sekadar penawaran transaksional.
Syarat selanjutnya adalah brand bisa ambil bagian dan menciptakan pengalaman dinamis sehingga tidak tergerus oleh jebakan mesin adaptasi manusia.
Sebagai syarat terakhir adalah brand bisa mendorong terciptanya craving di sisi konsumen akibat kebiasaan demikian, sehingga membuat konsumen kecanduan bahkan ketika dirangsang oleh memori soal brand ini.
Semoga Indonesia segera pulih, bisnis yang mengalami kesulitan bisa kembali bergairah, dan yang telanjur mendapat keuntungan bisa terus berkembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.