Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menakar Efektivitas PSBB dalam Penanganan Pandemi Corona

Kompas.com - 22/04/2020, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemda DKI Jakarta mengubah fungsi sejumlah hotel menjadi hunian para dokter, perawat dan paramedis lainnya.

Untuk antar jemput mereka ke rumah sakit digunakan bus sekolah yang memang sedang tidak beroperasi.

Pemda Jawa Tengah menyiapkan sebuah hotel BUMD untuk prasarana isolasi bagi 46 dokter, perawat dan paramedis lainnya yang positif terinfiksi Covid-19.

Demikian halnya dengan sektor perbankan, yang pasti sudah memiliki skema minimalis untuk pelayanan nasabah dengan transaksi non-daring.

Misalnya membatasi cabang yang buka, menggilir tenaga teller yang melayani, rangkap tugas kepala cabang sebagai customer service dan sebagainya.

Sementara di sektor lain aktivitas bisnis masih relatif dapat dikendalikan, tidak demikian halnya dengan sektor informal.

Banyak cerita belum cairnya jaring pengaman sosial yang diberikan kepada, terutama para pengemudi angkutan umum.

Menurut data Organda di Jakarta, terdapat 29.760 pengemudi mikrolet yang belum dapat menerima bantuan hanya karena tidak memiliki NPWP dan nomor BPJS sebagai salah satu syarat administratif. Padahal tidak semua dari mereka memiliki persyaratan itu.

Cerita memprihatinkan juga datang dari rekan penyandang disabilitas. Tidak sedikit dari mereka luput mendapatkan bantuan dari dinas sosial karena masalah perbedaan basis data penyandang disabilitas.

Jika jaring pengaman sosial ini tidak cepat didistribusikan dengan tepat maka problem nyata telah mulai kita lihat.

Pertama gerakan mudik lebih awal dari kota-kota besar yang merupakan episentrum penyebaran Covid-19 ke daerah asalnya karena tidak mampu lagi bertahan hidup di kota.

Kedua, tingkat kriminalitas meningkat, yang dipicu kasus pemutusan hubungan kerja, dan makin banyaknya pengangguran.

Singkat kata, kita perlu menyeleksi aktivitas luar rumah yang diperbolehkan berlangsung selama PSBB.

Jangka waktu penerapan PSBB dimodelkan secara cermat oleh para ahli epidemiologi dengan berbagai skenario tingkat ketaatan, sehingga masyarakat punya optimisme sekaligus kejelasan dalam menghadapi pandemi ini.

Dengan demikian dukungan masyarakat semakin baik serta petugas yang semula banyak dikerahkan mengawasi kepatuhan terhadap PSBB dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat menopang ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat.

Akhirnya semoga semua ikhtiar ini dapat memutus penyebaran virus Covid-19 atas izin Yang Maha Kuasa, sehingga kehidupan sosial-ekonomi masyarakat menjadi normal kembali.

Selamat Ramadhan!

 

Leksmono Suryo Putranto
Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau