Saya melihat bahwa penegakkan hukum PSBB ini hampir mustahil dilakukan. Tidakkah kita ingat bahwa penerapan three-in-one dan ganjil-genap pun sulit karena hanya mengandalkan pengamatan manual petugas.
Bukankah menegakkan ketentuan jaga jarak fisik di kendaraan tentu lebih sulit dan menyita energi dan waktu petugas?
Belum lagi mengawasi penggunaan masker, dan memeriksa kesamaan alamat kartu identitas pengemudi sepeda motor yang penumpang yang dibonceng.
Karena terjadi pembatasan jam operasional Transjakarta, dan KRL dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB, maka sebagian pengguna angkutan umum juga pindah ke angkutan pribadi.
Dapat dibayangkan tambahan beban petugas untuk razia kendaraan. Hal ini mengakibatkan penegakkan hukum di atas menjadi lebih sulit.
Di sisi lain, ternyata pengguna KRL dan Transjakarta masih sangat banyak dan menyulitkan penerapan prinsip jaga jarak fisik.
Timbul pertanyaan mengenai keberhasilan PSBB menekan penyebaran virus Covid-19. Sementara di sisi lain, kebutuhan transportasi masih sangat tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa pada masa PSBB, pembatasan aktivitas di Jakarta masih jauh dari cukup.
Terlalu banyak sektor yang dikecualikan dari pembatasan aktivitas di luar rumah. Sektor konstruksi, misalnya, dapat melibatkan banyak subsektor.
Mulai dari pemasok campuran beton hingga keramik lantai, dari buruh konstruksi hingga manajer supervisi.
Tidak terbayangkan kebutuhan angkutan untuk mobilisasi orang dan barang tersebut. Saya berkesempatan mendapatkan gambar-gambar di lapangan dari seorang rekan yang bekerja di bidang bor pile.
Luar biasa upaya yang bersangkutan untuk menjaga jarak di antara para buruh konstruksi yang terlibat.
Terdapat pula fasilitas cuci tangan yang mudah dijangkau. Makan siang disiapkan agar para buruh konstruksi tidak harus berkeliaran mencari makan siang. Mengapa para buruh konstruksi semangat bekerja?
Saat tulisan ini disiapkan menjelang Ramadhan, sebagian buruh harian yang pekerjaannya membutuhkan energi besar, memilih untuk konsentrasi beribadah.
Sebelumnya mereka harus kerja keras untuk kompensasi saat tidak bekerja. Syukur-syukur masih tersisa untuk hari raya.
Namun, sebenarnya jika bicara mengenai urgensi pelayanan publik saat pandemi ini, sektor energi dan teknologi informasi jauh lebih penting untuk tetap dapat beroperasi guna mendukung program bekerja dari rumah.
Sementara industri strategis seperti pertahanan, pesawat terbang, dan lain-lain mungkin bisa ditunda produksinya.
Saya sebetulnya agak bingung dengan dikecualikannya bisnis perhotelan dalam PSBB. Pada saat kita membatasi aktivitas manusia, seharusnya perjalanan bisnis yang membutuhkan hotel menjadi minimal.
Oleh karena itu, tindakan Pemda DKI Jakarta dan Pemda Jawa Tengah yang memanfaatkan sejumlah hotel guna menangani Pandemi Covid-19.