Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Bahaya, Jadikan Angkutan Umum Massal Ajang Coba-coba Kebijakan!

Kompas.com - 23/03/2020, 17:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA kita diwajibkan untuk melakukan pembatasan sosial atau social distancing karena pandemi virus Corona, fenomena kepadatan angkutan massal terjadi lagi hari ini, Senin 23 Maret 2020 di commuter line (KRL).

Padahal, peristiwa chaos serupa sudah lebih dulu terjadi seminggu sebelumnya yakni Senin 16 Maret 2020 di angkutan BRT Trans Jakarta, dan MRT Jakarta.

Dua kejadian tersebut bisa dibilang gagal social-distance  karena pengurangan jam operasi dan pengurangan sarana bus dan kereta yang dioperasikan.

Hari Senin ini, jam operasional seluruh lintas/rute KRL adalah mulai pukul 06.00-20.00 WIB, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan 713 perjalanan KRL Jabodetabek dari normal 991 perjalanan dan waktu pukul 04.00 hingga 24.00 WIB.

Terdapat pengurangan sebanyak 29 persen perjalanan KRL. Headway KRL juga lebih panjang 10-15 menit dari sebelumnya 5-10 menit.

Membeludaknya pengguna KRL ini sangat logis karena penumpang yang biasanya berangkat pukul 04.00 WIB pagi kini harus berkumpul pukul 06.00 WIB.

Otomatis terjadi penumpukkan di peron dan di perjalanan kereta. Jadwal perjalanan juga berkurang dengan headway  bertambah lama membuat kondisi tidak nyaman baik secara keselamatan dan secara kesehatan dalam mengurangi virus.

Sangat ironis apabila perjalanan angkutan umum dikurangi namun pekerja formal masih tetap bekerja. Terutama bagi pengguna KRL dari jauh seperti Bogor dan Rangkasbitung.

Namun, akhirnya kebijakan pengurangan jam perjalanan tersebutkan dibatalkan. Perjalanan kembali normal Senin sore ini mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.

Kebijakan ini ditempuh setelah melihat kepadatan luar biasa di stasiun dan perjalanan kereta, sehingga bisa dikatakan social-distance yang diharapkan pemerintah gagal total hari ini.

Mengutip BBC, National Health Service mengatakan penyebaran virus Corona bisa melalui kontak selama lebih dari 15 menit dan berada dalam jarak 2 meter dari orang yang terinfeksi.

Sementara dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) KA, kepadatan penumpang diizinkan dalam area 1 meter persegi boleh terisi 6 orang.

Barangkali bila melihat kejadian Senin pagi, area 1 meter persegi bisa terisi lebih dari 6 orang.

Dengan melihat kejadian tadi pagi sangat rentan terkena infeksi virus, karena secara umum masyarakat menggunakan KRL lebih dari 15 menit.

Apabila dalam jarak 2 meter, ada salah satu penumpang terkena virus, secara matematis akan terkena (((2 + 2) x (2 x 2)) x 6 ) = 96 orang, angka yang sangat mengerikan untuk pandemi virus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau