Penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu, sebaiknya menggunakan masker selama berada di dalam kendaraan.
Lakukan pembersihan menggunakan desinfektan terutama setelah mengangkut penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu.
Saat mengangkut penumpang dengan gejalan mirip flu, disarankan penumpang untuk mengenakan masker. Jika penumpang tidak memiliki masker, berikanlah masker kepada penumpang.
Ukur suhu tubuh setidaknya dua kali sehari pada saat sebelum dan sesudah mengemudi. Terutama setelah membawa penumpang yang mengalami demam, batuk atau flu.
Upaya lockdown seperti halnya di Wuhan (China), atau beberapa negara lain memang belum dilakukan. Bisa jadi pertimbangan ekonomi menjadi penyebabnya jika suatu kota di Indonesia dilakukan lockdown.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, perekonomian masyarakat mulai menurun. Sektor pariwisata salah satunya mulai menurun yang juga berimbas pada rantai bisnis pendukungnya, seperti persewaan kendaraan, penginapan hotel, kuliner, usaha katering.
Pendekatan social distance atau menjaga jarak lebih dikedepankan, supaya ekonomi masyarakat tetap berjalan.
Aktivitas bertransportasi di Jakarta pasti berpengaruh. Biasanya menggunakan transportasi umum, beralih menggunakan kendaraan pribadi.
Antrean panjang pengguna MRT dan Trans Jakarta membuat ojek online menjadi pilihan bertransportasi.
Sementara aktivitas pusat perbelanjaan, perkantoran, perbankan masih berlangsung normal, walaupun ada himbauan untuk bekerja di rumah.
Kontak dengan publik akan memperbesar risiko penyebaran Covid-19. Mengisolasi diri tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, bahkan mungkin pula dalam skala besar untuk uamt manusia.
Seperti di Jakarta, kebijakan pengurangan layanan transportasi publik. Sementara aktivitas publik tidak banyak berkurang.
Kapasitas transportasi umum MRT Jakarta dan Bus Trans Jakarta mengalami pengurangan jam operasional (06.00-18.00), selang waktu (headway setiap 20 menit), kapasitas penumpang 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian untuk MRT.
Juga pengurangan rangkaian kereta dan jumlah bus yang beroperasi. Jika ingin mengurangi interaksi dekat karena padanya Bus Trans Jakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta, maka sebaiknya menambah kapasitas layanan transportasi publik lebih pantas dilakukan.
Kebijakan yang tidak diperhitungkan dengan cermat, pasti akan muncul masalah baru. Dilematis bagi aktivitas transportasi masyarakat yang berasal dari luar Jakarta.