Teddy mengungkapkan, harga tanah di Serpong yang dekat dengan akses jalan arteri dan jalan tol saat ini antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta per meter persegi.
Harga itu berbeda jauh jika dibandingkan tahun 2007 yang hanya berkisar di antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per meter persegi.
“10 sampai 12 tahun ini harganya enggak karuan, mungkin karena untuk bisnis. Apalagi kalau disambung dengan tol. Makin banyak orang yang cari di sana. Ini pengaruh dari infrastruktur, dampaknya sangat positif. Muncul poin-poin ekonomi baru. Mudah-mudahan lebih cepat tersambung,” paparnya.
Dia mengharapkan dengan tersambungnya jalan tol di seluruh wilayah Jabodetabek akan menghasilkan kondisi perekonomian yang jauh lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa pembangunan jalan tol membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Menurut Teddy, pemerintah melalui lembaga dan kementerian harus bisa melakukan pembebasan tanah agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Jika pembebasan tanah itu bisa berlangsung dengan baik, maka konstruksi jalan tol bisa dilakukan dengan lancar dan berbagai golongan masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
“Critical point-nya soal tanah, pemerintah harus bisa lancar membebaskannya. Misalnya ada Kementerian ATR/BPN dan Kementerian PUPR. Kalau tanah itu bebas, bisa lebih cepat dibangun. Dampak ekonominya akan luar biasa bagi masyarakat dan usaha kecil menengah,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Status Terkini Tol https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.