Kalangan pengusaha berpendapat, keberadaan jalan tol bisa memberi kelancaran perjalanan terutama untuk angkutan barang (logistik), jasa, dan manusia.
Selain itu, aktivitas perekonomian di daerah sekitarnya juga bisa meningkat karena efisiensi waktu, dan juga biaya.
Begitu pula dengan kehadiran Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang mengelilingi wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Tol ini menjangkau sejumlah kota penyangga Jakarta, yaitu Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor.
Salah satu sektor yang mendapat pengaruh positif yaitu properti. Sejumlah pengembang berlomba membangun proyek di sekitar Tol JORR karena dinilai berpotensi memudahkan akses bagi para konsumennya.
Sebut saja Medialand. Perusahaan properti yang berada di bawah naungan Grup Kompas Gramedia ini juga merasakan manfaatnya.
Presiden Direktur Medialand Teddy Surianto mengatakan, perusahaannya memiliki sejumlah properti yang berlokasi di sekitar JORR, misalnya gedung pertemuan International Convention and Exhibition (ICE) di Serpong, Tangerang.
“Dampak positif dari daerah yang dilewati Tol JORR misalnya di Serpong, di situ ada gedung ICE. Ada akses langsung dari bandara, jadinya lebih dekat. Daerah di sekelilingnya juga berkembang,” ucap Teddy kepada Kompas.com, Jumat (26/4/2019).
Dia menuturkan, saat ini terdapat hotel bintang lima yang berada di depan kampus UMN. Selain itu, ada pula kantor perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan informasi.
Menurut Teddy, kehadiran berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup itu secara langsung atau tidak merupakan pengaruh dari keterhubungan akses transportasi melalui Tol JORR yang bisa diakses dari Serpong.
“Dengan tersambungnya tol bisa jadi lebih cepat. Ekonomi pun jadi hidup,” imbuhnya.
Teddy memberi contoh lain yang menunjukkan semakin menggeliatnya perekonomian di Serpong. Misalnya dengan banyaknya tempat makan yang menjadi obyek wisata kuliner masa kini, perkantoran, perumahan, sekolah, dan rumah sakit.
Harga tanah meroket
Bahkan, harga tanah di sana pun sekarang ini meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Harga itu berbeda jauh jika dibandingkan tahun 2007 yang hanya berkisar di antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per meter persegi.
“10 sampai 12 tahun ini harganya enggak karuan, mungkin karena untuk bisnis. Apalagi kalau disambung dengan tol. Makin banyak orang yang cari di sana. Ini pengaruh dari infrastruktur, dampaknya sangat positif. Muncul poin-poin ekonomi baru. Mudah-mudahan lebih cepat tersambung,” paparnya.
Dia mengharapkan dengan tersambungnya jalan tol di seluruh wilayah Jabodetabek akan menghasilkan kondisi perekonomian yang jauh lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa pembangunan jalan tol membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Menurut Teddy, pemerintah melalui lembaga dan kementerian harus bisa melakukan pembebasan tanah agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Jika pembebasan tanah itu bisa berlangsung dengan baik, maka konstruksi jalan tol bisa dilakukan dengan lancar dan berbagai golongan masyarakat bisa merasakan manfaatnya.
“Critical point-nya soal tanah, pemerintah harus bisa lancar membebaskannya. Misalnya ada Kementerian ATR/BPN dan Kementerian PUPR. Kalau tanah itu bebas, bisa lebih cepat dibangun. Dampak ekonominya akan luar biasa bagi masyarakat dan usaha kecil menengah,” pungkasnya.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/26/190000821/karena-tol-jorr-harga-properti-dan-tanah-di-serpong-meroket-tajam